Bahkan makanan seperti roti, bagel, sereal, hingga pasta juga mengandung gula.
Perlu diingat, makanan bertepung yang disebutkan di atas juga sama adiktifnya seperti gula murni.
Dalam hal indeks glikemik, produk tepung putih seperti bagel, baguette, atau pasta dapat memiliki respons gula darah yang hanya berbeda beberapa poin dari glukosa murni.
Kita harus memahami bahwa makanan olahan adalah bisnis yang didanai dan diteliti dengan sangat baik. Makanan yang Anda lihat di rak dirancang untuk menarik dan memikat kita.
Dari warna kotak hingga rasa produk, "makanan" ini dirancang untuk menjadi barang yang sangat enak. Produsen makanan tahu bahwa suguhan yang memicu respons dopamin terbesar di otak menyebabkan konsumsi terbesar dan penjualan terbaik.
Hal ini dilakukan dengan membuat makanan dengan beberapa jenis pemanis dan/atau menggabungkan makanan manis dengan jumlah lemak atau garam yang tinggi untuk sifat adiktif lebih lanjut.
Sayangnya, beberapa dari makanan yang dirancang dengan sangat baik ini enggak cuma mengganggu pola makan kita, tetapi juga dapat melemahkan kemampuan kita untuk merasa hebat di saat-saat menyenangkan yang biasanya menyenangkan seperti bersosialisasi, hiburan, dll.
Ketika mengidam mulai mengganggu kehidupan normal kita, inilah saat kecanduan bisa berubah dari buruk menjadi lebih buruk lagi.
(*)
Baca Juga: Tinggi Kalori dan Gula, Segera Kurangi Konsumsi 4 Jenis Buah Ini
Source | : | YourTango |
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR