CewekBanget.ID - Girls, kita sebagai anak muda tentunya harus bangga jadi pemilih pemula di Pemilu 2024.
Karena peran kita para pemilih pemula itu sangat besar lho buat Indonesia.
Bahkan meski kita pemilih pemula, peran kita itu enggak cuma buat 'nyoblos' aja.
Kita juga bisa berperan lebih luas lagi untuk kelancaran Pemilu 2024.
Melansir laman kab-sukoharjo.kpu.go.id, peran pemilih pemula ternyata ada banyak.
Mulai dari ikut dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan, bisa ikut mengawasi tahapan Pemilu dan Pemilihan, bantu sosialisasi Pemilu dan Pemilihan, bantu pendidikan politik bagi pemilih lain, memantai Pemilu dan Pemilihan, ikut survei jajak pendapat, ikut hitung cepat hasil Pemilu dan Pemilihan, hingga jadi peserta Pemilu dan Pemilihan.
Nah peran-peran tersebut enggak akan bisa terwujud kalau kita sebagai pemilih pemula justru apatis.
Apa itu apatis?
Fyi, apatis adalah sikap enggak peduli atau masa bodoh dengan apa yang terjadi di sekitarnya, seperti dilansir dari laman Kompas.com.
Bagaimana bentuk pemilih pemula yang apatis?
Pemilih pemula yang apatis adalah mereka yang enggak peduli dengan apa yang terjadi selama penyelenggaraan Pemilu 2024 nanti.
Baca Juga: KPU Utarakan Pentingnya Peran Kaum Muda, Intip 5 Tips Jadi Pemilih Cerdas dan Aktif!
Jangankan peduli, ikut jadi peserta Pemilu aja enggak mau.
Duh, padahal proporsi pemilih muda pada Pemilu 2024 diprediksi mendekati 60% atau sekitar 190 juta warga.
Dan di antaranya itu pemilih yang berusia 17 tahun atau yang baru pertama kali ikut Pemilu atau pemilih pemula ada sekitar 6.000 jiwa lho!
Bayangkan kalau 6.000 pemilih pemula ini apatis! Enggak cuma Pemilu 2024 aja yang rugi, tapi Pemilu periode selanjutnya juga pasti bakalan memprihatinkan.
Karena sekali kita merasa enggak peduli, maka seterusnya kita selalu akan cuek dengan penyelenggaraan Pemilu.
Kalau nanti Indonesia dipimpin oleh orang yang salah karena pemilih pemula apatis, kita nanti cuma bisa menyalahkan diri sendiri aja deh.
Kenapa pemilih pemula bisa apatis?
Melansir laman banten.kpu.go.id, pribadi anak adalah peniru tingkah laku orang di sekitar.
Dan perilaku apatis ini juga dapat diasumsikan merupakan cerminan dari lingkungannya.
Bisa lingkungan keluarga, sekolah, rumah, circle pertemanan, pokoknya yang ada di sekitar kita, girls.
Memang betul kalau misalnya dalam circle pertemanan kita anak-anak mudanya kompak nih enggak mau jadi peserta Pemilu, sangat mungkin kita juga jadi enggak mau ikutan Pemilu.
Baca Juga: 3 Langkah Sosialisasi dari KPU Bagi Pemilih Pemula di Pemilu 2024
Karena merasa teman-teman kita aja enggak ikutan kok, kenapa kita harus ikutan sendiri.
Selain itu faktor figur atau sosok yang bisa anak contoh juga bisa jadi pengaruh.
Misalnya ayah kita di rumah itu adalah orang yang apatis terhadap Pemilu, maka kita bisa jadi mencontohnya karena merasa harus melakukan sama dengan apa yang ayah kita lakukan.
Terakhir peran KPU sendiri dan media massa seperti CewekBanget.ID ini juga sangat penting.
Kalau baik dari KPU atau media massa enggak peduli dengan pengetahuan yang harus pemilih pemula miliki, maka ancaman pemilih pemula apatis bisa terjadi.
KPU sendiri menyediakan informasi untuk para pemilih pemula dan bahkan melakukan simulasi agar pemilih pemula bisa tahu alur Pemilu 2024 nantinya.
"Akan ada simulasi (misalnya) pemberian suara. Jadi (menghadirkan) suasana seperti seolah-olah berada di TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang nantinya akan dibuat secara masif dan dilakukan di banyak tempat," jelas August Mellaz secara eksklusif ke CewekBanget.ID.
Jadi gimana nih, girls kita enggak mau kan jadi pemilih pemula yang apatis?
Baca Juga: Kenapa WNI di Luar Negeri Masuk Dapil DKI Jakarta II di Pemilu? | KPU
(*)
Source | : | Kompas.com,kpu.go.id |
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR