Akan jauh lebih baik kalau kita bisa menggunakan kata-kata yang lebih akurat dan spesifik, sehingga orang lain bisa mengerti maksud kita.
Jadi coba sebutkan, "Seminggu yang lalu kamu meninggalkan cucian piring setumpuk," biar hanya waktu terjadinya konflik yang diperbincangkan.
"Harusnya" atau "enggak seharusnya"
Kata-kata ini enggak bakalan enak didengar ketika lagi menyelesaikan konflik, lho.
Malah kita akan terkesan seperti bos yang menyuruh mereka mengikuti perkataan kita.
Orang akan menjadi rendah diri dan enggak dihargai, sehingga malah akan menimbulkan konflik yang lebih memanas!
"Masih"
Kata "masih" ternyata bisa bikin orang lain merasa dihakimi dan disalahi, lho.
Misalnya kamu bilang, "Kamu masih aja telat," yang akhirnya bisa ditanggapi negatif oleh lawan bicara kita, lho.
Kita seperti menghilangkan peluang dia untuk bisa berubah dan meremehkan, sehingga bisa membuat orang tersebut defensif dan balik menyerang kita.
Baca Juga: Adik-Kakak Enggak Akur? Gini Tips Jitu Baikan Setelah Bertengkar!
"Ujung-ujungnya" atau "Akhirnya"
Kedua kata-kata ini seperti memberi kesimpulan terhadap hal yang dilakukan.
Namun sebenarnya malah bisa berpotensi menimbulkan konflik lagi, karena kita seperti meremehkan apa yang dilakukan orang lain, mirip ketika kita menggunakan kata "masih".
Kita malah menghakimi dan merendahkan orang lain dengan kata-kata ini, lho!
(*)
Source | : | U.S. Chamber of Commerce |
Penulis | : | Marcella Oktania |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR