CewekBanget.ID - Apakah kamu percaya dengan reinkarnasi?
Ada beberapa agama yang percaya dengna reinkarnasi, tapi ada pula yang percaya kalau kehidupan manusia cuma sekali seumur hidupnya.
Terlepas dari agama, banyak orang percaya kalau ada yang namanya karma, koneksi kehidupan masa lalu yang harus kita "bayar" di masa sekarang atau di masa depan.
Besar kemungkinan orang-orang yang kita temui sekarang adalah orang-orang yang juga pernah kita temui, dekat, atau bahkan keluarga kita dari kehidupan sebelumnya.
Ini dia 7 tanda sebenarnya kita ketemu sama orang di kehidupan sebelumnya.
1. Langsung nyambung dan nyaman pas kenalan
Pernah enggak baru kenalan sama satu orang, tapi kita sudah bisa ngobrol panjang lebar dan seperti sudah kenal dari lama?
Ini bisa jadi kita sudah pernah ketemu sama dia di kehidupan sebelumnya, lho.
Enggak berarti orang tersebut adalah teman atau pacar kita di kehidupan sebelumnya, bisa jadi dia adalah orang yang sering kita temui, kenalan, atau pernah ngobrol.
Baca Juga: Yuk Ketahui Tentang Angel Number dan Arti Dibalik Angka Tersebut!
2. Langsung enggak suka saat kenalan
Mirip seperti yang poin pertama, kita juga bisa merasa langsung membenci seseorang, padahal baru aja melihat atau cuma kenalan.
Emosi kita bisa jadi mengatakan ada yang salah, apalagi kalau kita orang yang sangat memakai intuisi.
Hal ini terjadi karena kita sudah pernah merasakan kekalahan, kehilangan, pengkhianatan, dan kesalahpahaman di masa yang lalu mungkin dengan orang yang sama.
Namun enggak selamanya ini berarti kita sudah pernah ketemu dia di kehidupan sebelumnya.
Bisa jadi first impression kita saat itu pada orang yang sama lagi enggak baik.
3. Ada hal yang berbeda dari kita setelah bertemu dengannya
Ketika bertemu satu orang spesial ini, kita jadi lebih gampang bercerita, ngobrol, dan tertawa.
Padahal biasanya kita orang pendiam, pemalu, dan sering menjauhi orang lain.
Pokoknya orang baru ini bisa membuat kita menjadi lebih daripada diri kita yang sekarang, seperti ada ketertarikan alami di antara kalian.
Ini bisa jadi pertanda juga kita telah bertemu orang dari kehidupan kita sebelumnya, terutama orang yang pernah dekat dengan kita.
Baca Juga: 5 Alasan Stres Itu Penting Kita Rasakan dalam Kehidupan Sehari-hari
4. Merasa perlu dekat dengan orang tersebut
Padahal enggak kenal, tapi pas melihatnya kayaknya punya sesuatu memori tertentu dan kita jadi pengin berkenalan dengannya.
Bisa jadi orang tersebut adalah orang tua kita yang meninggal dini ketika kita masih di kehidupan sebelumnya.
Atau bisa jadi teman baik yang hilang tanpa kabar dan kita merindukannya di masa sekarang.
5. Dibantu tiba-tiba tanpa memerlukan imbalan
Kita lagi ada di titik terendah hidup kita. Tiba-tiba ada orang yang datang ke kehidupan kita untuk memberikan bantuan yang kita harapkan.
Padahal sebelumnya kita enggak pernah cerita tentang apa yang terjadi di kehidupan kita.
Bahkan yang lebih kerennya lagi, mereka enggak meminta imbalan apapun. Mereka cukup senang telah membantu kita.
Well, sebenarnya ini tanda pasti kita sudah pernah bertemu dengan orang tersebut dan membantunya di kehidupan sebelumnya, lho.
Sehingga mereka memilih membalas budi di kehidupan sekarang karena enggak sempat membalas kita di kehidupan sebelumnya.
6. Deja vu
Deja vu adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan hal yang kita lakukan mirip seperti yang telah kita lakukan sebelumnya, padahal belum tentu kita lakukan.
Perasaan "mirip" ini hadir sebenarnya dari pengalaman hidup sebelumnya, bukan di kehidupan kita sekarang.
Lucunya lagi, deja vu ini bisa terjadi bukan cuma sama kita, tapi sama orang yang kita temui juga, lho.
Baca Juga: Film-film Berikut Ini Bisa Mengubah Cara Pandang Kita Pada Kehidupan
7. Koneksi telepati
Pernah ada orang yang mengerti dan tahu apa yang mau kita katakan, bahkan sebleum kita benar-benar mengatakannya, dan sebaiknya?
Ini bisa jadi pertanda kalau kita dan dia sebenarnya sudah pernah travelling bersama di kehidupan sebelumnya.
Karena sudah pernah travelling bersama, kalian jadi punya koneksi erat dan mendalam yang masih terbawa hingga kehidupan ini.
(*)
Penulis | : | Marcella Oktania |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR