Ahmed Mohamed, seorang siswa MacArthur High School, Texas, AS ditangkap polisi akibat diduga membawa bom ke sekolahnya, Rabu (16/9/2015). Setelah pengusutan diketahui bahwa tuduhan itu keliru dan kini dia dibebaskan dari segala tuntutan. Ini dia 6 fakta soal Ahmed Mohamed, siswa yang diduga membawa bom ke sekolahnya ini.
Ahmed membawa jam digital rakitan sendiri
Tuduhan tersebut berasal dari seorang guru bahasa Inggris Ahmed. Meskipun pada awal kejadian remaja itu sudah bersikeras mengatakan bahwa alat yang dibawanya adalah jam digital rakitan sendiri, sang guru tetap merasa alat tersebut mencurigakan.
Diborgol di depan teman-temannya
Selanjutnya sejumlah pegawai sekolah menanyai alasan Ahmed membawa alat itu ke sekolah. Kepala Polisi Distrik Irving, Texas, Larry Boyd mengatakan setelah tanya jawab itu Ahmed kemudian diborgol di depan teman-teman sekelasnya dan dibawa ke tahanan remaja.
Kemudian kami melakukan investigasi dan mengetahui bahwa alat tersebut dibuat dalam eksperimen di rumah. Enggak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia berniat membuat sebuah alarm," ujar Boyd, seperti dikutip KompasTekno dari Dallas Morning News.
"Kita hidup di zaman di mana kita enggak bisa membawa alat seperti itu ke sekolah. Kita sudah pernah melihat hal-hal buruk terjadi di negara kita, jadi harus tetap waspada," tambahnya memberikan alasan.
Sudah dibebaskan
Ahmed kini telah dibebaskan dari segala tuduhan, tapi hingga kini dia masih diskors dari sekolah. Dia mengaku sedih karena melihat jam digital temuannya ternyata memicu reaksi seperti ini.
Pandai di bidang elektronik
Dalam sebuah konferensi pers di tempat tinggalnya, ayah Ahmed mengungkap rasa bangga pada kemampuan teknik putranya. Selama ini, anak itulah yang memperbaiki ponsel, mobil hingga komputer miliknya.
Bapak bernama lengkap Mohamed Elhassan Mohamed itu juga berkomentar bahwa peristiwa yang menimpa anaknya baru pertama kali ini terjadi. Padahal dia sudah tinggal di Amerika Serikat selama lebih dari 30 tahun.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR