"Udah! Stop!" aku mencoba mengendalikan situasi yang dijamin sebentar lagi bakal ramai. "Biar adil, kita ngeramal persahabatan kita berenam."
Peramal itu memejamkan matanya, sesekali alisnya berkerut dan bibirnya mengerucut. "Ada pengkhianat!" seru peramal itu tiba-tiba. Kami berenam melompat mundur besamaan saking kagetnya.
"Akan ada di antara kalian yang minum dawet ayu sebelum tahun baru," kata peramal itu lagi.
"Siapa Madam?" tanyaku penasaran..
"Wah, kalau itu belum jelas, Nak." Kalau ini adegan dalam komik, aku pasti sudah terjengkang ke belakang. "Tapi sebelum hal itu terjadi, kalian bisa membuat kutukan," imbuhnya.
"Kutukan?" tanya kami berenam berbarengan.
"Iya, kutukan yang akan menimpa pengkhianat itu setelah dia minum dawet ayu. Kalian harus menuliskannya pada kain putih ini." Peramal itu menyodorkan kain putih seukuran sapu tangan.
Kami bersepakat kalau satu anak mempunyai hak menulis dua kutukan.
10 Kutukan Dawet Ayu
1. Dapat es krim gratis.
2. Pizza gratis.
3. Tumbuh jerawat besar di ujung hidung.