Hari warna pink itu semakin dekat. Semakin dekat hingga intensitas orang yang membicarakannya semakin padat. Makin ramai.
Nilam masih asyik membaca bukunya di bangku depan kelas. Ia membaca sambil sesekali memandangi teman-teman yang bermain futsal.
Ada seseorang di sana. Kata teman-temannya, orang itu adalah salah satu dari lima orang yang tahun lalu memberikan bunga untuk Adelia.
Memang orang itu terlihat baik. Terlihat berkharisma. Banyak juga anak-anak yang diam-diam membicarakannya. Mengidolakannya.
Nilam kembali mengalihkan pandangan pada bukunya. Membalikkan halaman demi halaman yang telah ia baca. Sampai Adelia datang.
"Hai, lagi ngapain?" tanyanya ramah, sambil duduk di samping Nilam. Sementara Nilam hanya menunjukkan bukunya sebentar. Lalu kembali membaca.
"Kamu baca buku terus? Kenapa?" Adelia memperhatikan Nilam dengan seksama. "Kamu salah satu orang yang nerd gitu ya, Ni?"
Apa? Nerd? Baca buku dibilang aneh?
Batin Nilam sedikit naik pitam. Adelia memang menyapanya secara ramah. Tapi kata-katanya...nada ucapannya...Nilam tidak suka.
Untunglah Adelia segera pergi, sebelum Nilam jadi benar-benar marah.
Adelia memang cantik. Teman-temannya banyak. Berbeda sangat jauh dengan Nilam.
Nilam tidak terlalu risih dengan penampilan. Baginya, cukup tampil bersih dan sopan. Itu saja. Dan jelas...jelas kenapa banyak orang yang memberikan hadiah pada Adelia, tidak padanya dan teman-temannya yang lain. Ya, satu kotak dengan pita warna disertai bunga.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR