"Apa artinya bunga? Apa artinya kotak dengan pita warna? Hati kita lebih penting. Diri kita sendiri lebih berharga, aku harap kamu tetap jadi dirimu sendiri. Bukan dia!"
"Karena kita enggak pernah ngerti rasanya jadi dia, kan Ni? Karena kita enggak pernah ngerasa gimana bahagianya jadi seorang Adelia?"
Nilam hanya diam.
Sementara Rena berbalik meninggalkannya. Pergi entah ke mana.
***
Siang sepulang sekolah terasa begitu panas. Menyengat. Membuat rumput-rumput kecil di halaman sekolah, yang kemarin hijau, jadi menguning. Kering. Tapi setiap kita tahu, bahwa rumput yang menguning itu hanya akan mati sebentar. Besok, atau besoknya lagi...rumput itu akan tumbuh kembali.
Begitu juga hubungan Nilam dengan Rena. Hanya saja, Nilam tak tahu kapan. Tak tahu kapan, Rena bisa mengertinya. Menerima Nilam dengan apa adanya. Dan juga menerima dirinya sendiri. Bukan sebagai Adelia.
Bukan. Apalagi, hanya karena bunga dan satu kotak dengan pita warna.
Buk!
Sebuah bola menghantam kepala Nilam. Ia tak sadar, yang ia tahu hanya gelap. Orang-orang mengerubunginya.