Dan di saat itu, aku mulai tahu kalau aku terjangkit penyakit sialan ini. Aku berasa lemah banget. Apalagi, kamu waktu itu lagi pergi - enggak sama aku. Aku ke pantai sendirian, walaupun nyokap udah ngelarang aku pergi kesitu. Aku ngelakuin hal-hal bego banget, sampe kesannya, aku nguntit sahabat aku sendiri, yang sebenernya begitu dekat.
Maaf ya Lit, aku enggak ngasih tahu kamu kalau aku sakit. Aku enggak mau bikin kamu kepikiran. Aku enggak mau bikin kamu sedih, atau apa pun juga. Aku pengen selalu ada buat ngelindungin kamu. Tapi nyatanya, aku yang kayaknya perlu perlindungan.
***
"Lit, lo putus sama Jason?" May menghampiriku pagi itu. "Dia terpukul banget, lho."
Aku memendamkan wajahku kembali ke balik bantal. "Gue tahu. Terus gue mesti gimana?"
May membelalakkan mata. "Gimana apanya? Lo berdua kenapa? Bukannya Jason sweet-nya tingkat tinggi ke lo? Apa yang lo mau pasti dia turutin? Kenapa lo-"
"Gue, enggak cinta sama dia May," aku menjawab dengan nada frustasi. "Lo ngerti?"
"Tapi kan-"
"Nih, kalo gue paksa lo cinta sama Bobby misalnya. Lo tahan, enggak?" sahutku sambil kembali memendamkan kepala ke bantal.
May menarik bantalku. "It makes sense. Eh, lo tahu Rico putus? Dan dia sekarang ke Singapura?"
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR