"Eh, Win, ngapain itu Sheera di atas? Enggak takut jatuh apa?" tanya si gendut sambil menunjuk ke Sheera.
Gadis berambut panjang yang dipanggil Win langsung mengikuti arah yang ditunjukkan temannya. Bibirnya yang tadi manyun karena kesal berubah. Matanya terbelalak.
"Sheera ngapain, sih, main-main kayak gitu. Ayo Ndah, kita susul Fina. Kalo ada apa-apa sama Sheera bisa bahaya kita," kata gadis berambut panjang yang bernama Windy itu.
"Sheera turun!" teriak Indah dan Windy berbarengan.
Fina yang sudah duluan menyusul Sheera semakin mempercepat langkahnya. Kakinya yang telanjang berlarian di antara pasir putih pantai. Windy yang berbadan kecil berlari gesit sedang Indah beberapa kali terperosok dan jatuh.
"Windy, tungguin dong," pintanya pada Windy yang semakin jauh.
Windy menoleh sebentar tapi bukannya menolong Indah dia malah menertawakan temannya itu dan kembali berlari menyusul Fina.
"Malah diketawain, huh, bukannya nolong," gerutu Indah.
Indah mencoba berdiri sambil mengibaskan celana kaosnya yang kotor oleh pasir. Wajahnya yang chubby terlihat semakin bundar karena manyun, kesal. Fina sudah naik ke atas karang di mana Sheera sedang berdiri. Sedang Windy terlihat masih berlarian. Mendengar teman-temannya heboh, Sheera membuka matanya.
"Sheera, bahaya kayak gitu. Kita kan cuma berempat, cewek semua lagi, kalo kamu sampai jatuh gimana?" kata Fina sambil mendekati Sheera.
Sheera tersenyum. Perlahan kedua tangannya diturunkan. Karang yang dipijaknya tampak berlumut dan licin.
"Malah senyum-senyum, ayo buruan sini," kata Fina yang tidak mau terlalu dekat dengan ujung karang.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR