"Ih, apaan sih Indah, hati-hati kalo ngomong," protes Windy.
Sheera memandangi sahabatnya satu persatu. Liburan yang sudah mereka rencanakan jauh-jauh hari ini hampir saja batal karena uang yang ditabungnya terpaksa diambil untuk keperluan adiknya. Adiknya harus melunasi uang sekolah agar bisa ikut ujian.
"Aku..."
"Kamu sakit? Jangan-jangan kamu masuk angin?" tanya Fina.
"Iya, tadi malem, kan, anginnya lumayan kenceng, dingin. Trus Sheera pagi-pagi sudah bangun, mangap-mangap di atas karang," lanjut Indah.
Windy mencubit lengan Indah, membuat gadis itu meringis kesakitan. Sheera tersenyum melihat polah sahabat-sahabatnya itu. Dia masih muda, masa depan masih panjang meski dia sendiri tidak yakin dengan hidupnya di masa mendatang. Dia tak mau berangan.
"Aku enggak melanjutkan kuliah," katanya pelan.
Ombak kembali menerjang karang, lebih keras. Matahari yang semakin tinggi membiaskan warna pada lautan. Keempat sahabat berangkulan erat di atas karang. Tak tahu apa yang ada di depan, tak ingin menjanjikan sebuah kenangan yang indah juga persahabatan mereka berpelukan erat.
I will not promise you an everlasting friendship but I'm here today so let's just see where it leads.
Kalimat yang saat ini memenuhi kepala keempat gadis itu tanpa sedikit pun terucap.
***