"Masalahnya, di situ aku nulis nomornya Andra! Seru Karita. Dengan panic Karita meraih handpone-nya. Dipilihnya nama Vira dari daftar kontak.
"Halo? Vira?"
"Iya, kenapa, Kar? Kok, kedengarannya panik gitu?" Tanya Vira
"Vir, nomor Andra hilang, nih! Aku minta nomor dia lagi, dong!" rengek Karita dengan suara manjanya.
'Waduh, Kar! Tadi nomor Andra Cuma aku tulis di kertas. Begitu aku selesai telepon kamu, kamu tahu, kan, kebiasaan aku?"
"Jangan bilang kalau..."
'Iya, kertasnya aku sobek jadi kecil-kecil gitu. Terus aku buang, deh, ke tempat sampah," ujar Vira takut-takut.
"Hah?!" seru Karita kaget.
Seorang ibu berjalan dengan santai sambil membawa tas belanjanya. Tiba-tiba dia berhenti melihat selembar uang lima ribuan yang tergletak di tanah. Pelan-pelan Ibu itu memungutnya.
"Uang siapa ini? Ceroboh sekali," guman Ibu itu. Dia menoleh ke kanan dan kiri. Tak dia temukan seorang pun di sana.
"Kalau aku ambil, ini bukan hakku. Kalau dibiarkan di sini, sayang banget." Bersamaan dengan kebingungan itu, dia melihat seorang bapak penjual siomai yang mendorong gerobaknnya. Tubuhnya hitam dan kotor. Tulang-tulang terlihat menonjol di tubuhnya. Garis wajahnya terlihat begitu jelas.
"Pak!" panggil Ibu itu. Penjual siomai itu langsung berhenti dan menoleh.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR