Teman-teman berikut juga berbagi pengalaman mereka saat harus mengejar dosen untuk keperluan kuliah. Saking berkesannya, pengalaman ini jadi enggak bisa dilupakain, deh.
“Tiap awal semester kan ada bimbingan sama Pembimbing Akademik untuk nentuin mata kuliah yang mau diambil. Kebetulan PA aku orangnya agak bawel dan harus sesuai dengan jadwal yang ada.
Aku datang enggak sesuai jadwal. Akhirnya aku telepon dan disuruh ke rumah dia. Pas di rumah dia, dimarahin lagi. Pasrah aja, sih, karena kalau enggak bimbingan ya enggak bisa isi KRS.”
(Fira, Universitas Indonesia)
“Untuk UAS, ada tugas kelompok bikin video. Maksimal dikumpulin jam 2 siang. Tiba-tiba ada masalah jadi enggak bisa kumpulin tepat waktu. Akhirnya kita minta perpanjangan waktu. Dosennya ngasih batasan harus hari itu juga.
Sekitar jam 4, kita mau ngumpulin, tapi pas telepon dosennya bilang dia lagi di jalan ke bandara, dan kalau mau dapat nilai harus nyamperin dia.
Akhirnya kita bela-belain dari Depok ke bandara buat nyerahin tugas itu. Lumayan jauh juga, sih, tapi demi nilai, he-he.”
(Wulan, Universitas Indonesia)
“Waktu semester satu, aku jadi panitia untuk acara ulang tahun fakultas. Aku jadi sekretaris acara. Nah, tugasnya itu bikin proposal, surat, dan sejenisnya. Yang bikin lumayan nyesek sih harus nyari dosen buat tanda tangan proposal acara.
Udah janjian sama dosennya, eh tiba-tiba dia lagi rapat sama dosen lain. Pas janjian buat kedua kalinya, eh dosennya sibuk dan disuruh nunggu sampai akhirnya dia pulang.
Pokoknya selama masa-masa dua bulan itu dihabisin buat nyari-nyari tanda tangan dosen. Aku tahu kok kalau dosen itu sibuk, jadi rela nunggu. Tapi pas dia udah senggang, eh dia malah enggak ada di kampus.”
(Jumroh, Universitas Esa Unggul)
Untuk tahu perbedaan pertemanan antara pelajar dan mahasiswa, bisa dilihat di sini.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR