Enggak bisa dipungkiri kalau masih ada stigma bahwa lulusan dari jurusan favorit yang dianggap menjanjikan ini masih dianggap ‘lebih pintar’ atau ‘lebih bergengsi’ dibandingkan jurusan enggak favorit lainnya.
Gelar dari jurusan ini bisa jadi nilai plus atau cukup memengaruhi perekrut dalam mengambil keputusan akan menerima kita atau enggak.
Faktor hambatan yang bisa terjadi:
Enggak kuat karena enggak suka atau enggak sesuai passion
Godaan lapangan kerja yang katanya menjanjikan dan bergaji besar sering kali bikin kita memilih masuk jurusan kuliah menjanjikan ini.
Meski pun aslinya kita enggak suka alias berbeda dengan passion atau minat kita.
Sebenarnya enggak apa-apa sih, boleh-boleh aja. Tapi sayangnya, kadang hal ini bikin kita jadi enggak semangat atau kurang tertarik.
Alhasil saat ada tekanan dikit dalam kuliah tersebut, kita jadi gampang stres atau tertekan. Kita jadi merasa salah jurusan. Jadinya enggak maksimal. Serba keteteran dan seadanya.
Nilai akademik kita enggak memuaskan, dan kita pun enggak punya waktu buat jalin koneksi di kampus.
Kenapa? Karena kurang waktu dan daya untuk bersosialisasi atau ikut organisasi, saking keteterannya. Atau bahkan pada satu titik, tekanan ini bisa bikin kita jadi nyerah.
Mulai dari nyerah jadi kuliah asal-asalan atau sampai beneran nyerah pengin berhenti kuliah dan pindah jursan aja. Atau ya, karena enggak minat, kita jadi enggak kompetitif dan enggak berambisi sama sekali.
Padahal kuliah di jurusan-jurusan ini jelas enggak gampang. Persaingan untuk dapat nilai tinggi atau koneksi yang bagus pasti susah. Harus rajin usaha.
Penulis | : | Aisha Ria Ginanti |
Editor | : | Aisha Ria Ginanti |
KOMENTAR