Saat mau mendaftar kuliah, selain mencari jurusan kuliah yang mungkin sesuai dengan passion, kita juga pasti mempertimbangkan untuk masuk jurusan kuliah yang menjanjinkan.
Menjanjinkan di sini umumnya didefinisikan sebagai jurusan yang lulusannya nanti bisa cepat dapat kerja (punya banyak lapangan pekerjaan) dan gajinya tinggi.
Jadi kita seakan teryakinkan bahwa dengan masuk ke jurusan tersebut, maka masa depan kita akan cerah.
Apa aja sih jurusan kuliah yang dianggap menjanjikan karena lulusannya bisa punya banyak lapangan kerja dan gaji besar? Ini beberapa contoh jurusan favorit yang menjanjikan.
IPA:
Kedokteran, Kedokteran Gigi, Teknik Perminyakan, Arsitek, Pilot, Teknik Informatika, Teknik Pertambangan, Teknik Sipil.
(Baca di sini untuk mengetahui lapangan pekerjaan dan gaji awal para lulusan jurusan IPA)
(Cari tahu juga yuk Nama Jurusan di Bidang STEM yang Unik dan Bikin Penasaran)
IPS:
Manajemen, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Hubungan Internasional, Sastra Inggris, Sastra Perancis, Hukum, Pilot (sekolah swasta umumnya menginzinkan dari jurusan IPS)
(Cari tahu di sini lapangan pekerjaan dan gaji awal para lulusan jurusan IPS)
(Buat anak IPS, perlu juga tahu Selain Ekonomi, Ini 5 Jurusan Kuliah Anak IPS Yang Menjamin Masa Depan)
Tapi apakah pasti dengan masuk jurusan-jurusaan dambaan itu masa depan kita akan terjamin? Kita telaah yuk!
Faktor menguntungkan masuk jurusan yang menjamin masa depan:
Kesempatan dipekerjakan lebih tinggi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelum, jurusan yang menjanjikan itu umumnya punya pekerjaan yang pasti (tahu nantinya akan kerja jadi apa) dan sangat mengutamakan lulusan dari jurusan yang sesuai.
Khususnya untuk jurusan IPA. Akan sulit bahkan enggak mungkin untuk lulusan jurusan lain bekerja sebagai dokter, konsultan/konraktor pembangunan, pilot, atau arsitek misalnya.
Untuk jurusan IPS mungkin bersifat lebih terbuka, karena anak jurusan ekonomi bisa saja jadi diplomat atau anak jurusan HI bisa saja jadi account executive.
Tapi tentunya orang/perusahaan yang merekrut akan lebih memilih lulusan dengan latar belakang jurusan yang sesuai dengan pekerjaannya.
Lapangan pekerjaan atau profesi dengan gaji tinggi tersedia
Tentunya, enggak bisa dipungkiri kalau gaji jadi salah satu orientasi utama kita dalam memilih pekerjaan, yang akhirnya memengaruhi jurusan kuliah yang kita pilih.
Meski enggak selalu berjalan mulus, tapi ada jaminan kalau lulusan dari jurusan yang menjanjikan ini akan dapat gaji yang cukup tinggi meski masih lulusan baru.
Karena memang standar gaji minimum yang diterapkanya sudah tinggi, seperti yang sudah di bahas di atas.
Stigma positif dalam masyarakat
Enggak bisa dipungkiri kalau masih ada stigma bahwa lulusan dari jurusan favorit yang dianggap menjanjikan ini masih dianggap ‘lebih pintar’ atau ‘lebih bergengsi’ dibandingkan jurusan enggak favorit lainnya.
Gelar dari jurusan ini bisa jadi nilai plus atau cukup memengaruhi perekrut dalam mengambil keputusan akan menerima kita atau enggak.
Faktor hambatan yang bisa terjadi:
Enggak kuat karena enggak suka atau enggak sesuai passion
Godaan lapangan kerja yang katanya menjanjikan dan bergaji besar sering kali bikin kita memilih masuk jurusan kuliah menjanjikan ini.
Meski pun aslinya kita enggak suka alias berbeda dengan passion atau minat kita.
Sebenarnya enggak apa-apa sih, boleh-boleh aja. Tapi sayangnya, kadang hal ini bikin kita jadi enggak semangat atau kurang tertarik.
Alhasil saat ada tekanan dikit dalam kuliah tersebut, kita jadi gampang stres atau tertekan. Kita jadi merasa salah jurusan. Jadinya enggak maksimal. Serba keteteran dan seadanya.
Nilai akademik kita enggak memuaskan, dan kita pun enggak punya waktu buat jalin koneksi di kampus.
Kenapa? Karena kurang waktu dan daya untuk bersosialisasi atau ikut organisasi, saking keteterannya. Atau bahkan pada satu titik, tekanan ini bisa bikin kita jadi nyerah.
Mulai dari nyerah jadi kuliah asal-asalan atau sampai beneran nyerah pengin berhenti kuliah dan pindah jursan aja. Atau ya, karena enggak minat, kita jadi enggak kompetitif dan enggak berambisi sama sekali.
Padahal kuliah di jurusan-jurusan ini jelas enggak gampang. Persaingan untuk dapat nilai tinggi atau koneksi yang bagus pasti susah. Harus rajin usaha.
Cari tahu juga tentang hal ekstrim yang mungkin terjadi kalau kita salah pilih jurusan kuliah.
Atau buat yang punya passion alias hobi traveling, coba cek 5 Jurusan Kuliah Buat yang Hobi Travelling dan Universitas Pilihannya
Belum tentu terbaik di universitas itu
Misalnya kita pengin banget masuk jurusan Hubungan Internasional. Jadi enggak peduli di universitas mana pun, yang penting jurusan HI.
Tapi kita perlu banget perhatikan soal akreditasi jurusan tersebut. Mungkin aja jurusannya sama-sama HI dan akreditasi universitasnya sama-sama bagus.
Tapi belum tentu akreditasi jurusan HI di kedua universitas tersebut sama. Contohnya, UNDIP mungkin lebih terkenal daripada IISIP Jakarta.
Tapi ternyata untuk jurusan HI, HI UNDIP akreditasinya B, sedangkan HI IISIP Jakarta akreditasinya A. Jadi akan lebih baik jika kita memilih yang akreditasinya A.
Soalnya akreditasi ini juga kadang jadi bahan pertimbangan perekrut kerja.
Peran kita di kampus
Apakah kita akan jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang – kuliah pulang), mahasiswa kunang-kunang (kuliah nangkring-kuliah nangkring) atau mahasiswa kura-kura (kuliah rapat- kuliah rapat)?
Kalau menurut komisaris GTS Group (holding company yang sudah sering menghadapi para pelamar kerja), Chrisrine Manopo, lulusan yang waktu masih mahasiswa aktif di organisasi alias mahasiswa kura-kura, punya ‘nilai lebih'.
Nilai lebih ini menurut Christine adalah 5 keahlian penting yang harus dimiliki mahasiswa kalau pengin punya nilai lebih di mata perekrut kerja. Biasanya mahasiswa kura-kura punya lima keahlian penting ini.
“Mahasiswa kupu-kupu kemampuan berorganisasinya kurang terasah karena cenderung pasif alias nerima aja. Ini enggak pas karena di dunia kerja, kita butuh seserang yang siap pakai,” ujar Christine.
Senada dengan Chrsitine, Anastasia Herawati, Recruitment and Selection Analyst Kompas Gramedia Majalah pun bilang kalau memang enggak semua kura-kura bagus dan enggak semua kupu-kupu jelek. Tapi, mahasiswa aktif sudah terbiasa bersosialisasi dan menangani proyek atau tugas.
“Biasanya soft skills yang rajin berorganisasi, apalagi yang menempati posisi penting seperti ketua sudah lebih terasah. Sudah terbiasa menerima delegasi tugas atau mendelegasikan tugas. Mereka biasanya lebih luwes, supel, dan wawasannya lebih luas,” papar Hera.
Nah, kan kesusksesan saat mencari kerja atau dalam bekerja itu enggak hanya ditentukan sama jurusan. Tapi juga sama kemampuan kita berorganisasi dan bersosialisasi.
Untuk lebih paham tentang keuntungan jadi mahasiswa kura-kura ini, baca di sini ya.
(Cek juga yuk 5 Jurusan Kuliah yang Kelihatan Santai Padahal Aslinya Sibuk Banget! dan 5 Jurusan Kuliah yang Sering Enggak Kepikiran Tapi Bisa Jadi Pekerjaan Sukses)
Persaingan setelah lulus juga tinggi
Tersedianya profesi menjanjikan denga gaji tinggi ini juga berarti menimbulkan persaingan yang tinggi juga untuk mendapatkan profesi itu. Kalau kita cuma model akademik aja tapi enggak punya pengalaman organisasi atau kerja magang yang oke, peluang kita cuma setengah.
Begitu juga sebaliknya. Kalau nilai akademik kita doang yang bagus tapi pengalaman berorganiasi atau kerja magangnya jelek, ya, peluang kita juga akan cuma setengah.
Contohnya, kita pakai lagi jurusan HI. Kita pengin banget jadi diplomat makanya bela-belain bertahan kuliah di jurusan HI. Soalnya gajinya besar, bisa tinggal di luar negeri, dapat berbagai fasilitas yang ditanggung negara dan keuntungan lainnya.
Tapi enggak semua lulusan HI bisa dengan mudah jadi diplomat. Persaingan untuk jadi diplomat ini juga tinggi banget. Untuk jadi diplomat banyak orang yang harus memulai dari langkah kecil. Biasanya akan memulai karier sebagai staf dulu di Kementrian Luar Negeri.
Seperti di pekerjaan lainnya, kalau prestasi kita bagus, tentunya kita bisa naik sedikit demi sedikit hingga jadi diplomat. Berarti kembali harus usaha keras juga. Bahkan kenyataannya banyak juga diplomat yang enggak berasa dari jurusan HI, lho.
Contohnya Jessica Clara Shinta yang merupakan seorang junior diplomat di Kementrian Luar Negeri Indonesia. Dia merupakan sarjana hukum. Namun memang kemudian mengambil S2 jurusan International Relations Affairs, Economic and Pilitical Develpoment (EPD).
Lalu ada juga Thalita Hindarto seorang diplomat di Kementrian Luar Negeri Indonesia namu kuliahnya jurusan humas dan komunikasi.
Jadi, masuk jurusan favorit yang menjanjikan itu memang menguntungkan. Tapi untuk bisa bikin masa depan kita jadi ikut menjanjikan juga, banyak usaha usaha keras yang harus kita lakukan sendiri.
Enggak ada yang bisa menjamin atau menjanjikannya bisa terwujud begitu aja. Buat yang masih galau menentukan jurusan kuliah, yuk klik di sini dan di sini biar bebas galau.
Penulis | : | Aisha Ria Ginanti |
Editor | : | Aisha Ria Ginanti |
KOMENTAR