Segala tindakan kekerasan emang enggak bisa diberikan pembenaran, apapun bentuk dan alasannya.
Saat kita dengan sadar menyakiti pikiran, hati, dan mental pasangan kita, saat itu juga kita bisa dikategorikan sebagai pelaku tindak kekerasan.
Kepada tim cewekbanget.id, Doni (bukan nama sebenarnya) ingin membagikan kisahnya.
Yuk simak cerita cowok yang mengaku pernah melakukan kekerasan semasa pacaran dan sekarang menyesal.
(Baca di sini untuk tahu 10 komentar netizen tentang kekerasan dalam hubungan yang menyalahkan korban.)
Hai, Doni. Makasih udah mau cerita sama cewekbanget.id. Bisa dijelasin gimana awalnya kamu ngelakuin tindak kekerasan sama pacar kamu?
“Hm, gue emang punya temperamen yang meledak-ledak, ditambah mood gue pun cepet naik-turun.
Kadang bisa baik dan ramah banget, tapi kalau lagi ada sesuatu yang menurut gue enggak beres, bisa langsung emosi dan marah-marah.
Dan saat marah-marah itu sering terlontar kata-kata yang enggak sepantasnya gue katakan ke pasangan gue saat itu.”
(Apa yang harus kita lakukan kalau melihat teman mengalami kekerasan seksual? Klik di sini.)
Biasanya apa pemicunya sampai kamu emosi dan meledak-ledak begitu?
“Paling sering sih karena cemburu. Gue enggak suka ngeliat pacar gue dekat sama cowok lain. Ngeliat mereka ngobrol berdua sama cowok aja bisa bikin gue jengkel.
Makanya gue sering bilang: “lo jangan dekat-dekat dong sama dia!”
Tapi pacar gue itu emang tipe yang punya lebih banyak teman cowok daripada teman cewek, jadi ya dia enggak bisa ngelaksanain apa yang gue mau. Karena itulah gue marah.”
Lalu selain membentak dia, apa yang kamu lakukan saat lagi terpancing emosi?
“Selama ini sih paling banyak membentak dan mengeluarkan kata-kata makian gitu. Gue pernah menyebut dia cewek enggak benar, enggak mau diatur, dan lain-lain.
Gue juga pernah bilang ke dia kalau enggak ikutin perkataan gue, bakal gue tinggalin saat itu juga.”
Apa kamu pernah melakukan kekerasan fisik terhadap pasanganmu?
(lama tidak menjawab.) “Pernah.”
Bagaimana hal itu terjadi?
“Gue benar-benar lagi marah dan karena dia terus menjawab kata-kata gue, akhirnya gue tampar.”
Lalu gimana reaksi pacar kamu ketika hal itu terjadi?
“Dia kaget. Saat itu, setelah gue tampar, gue langsung pergi ninggalin dia. Jadi sebenarnya setelah itu gue juga enggak tau apa yang dia lakuin.
Tapi saat itu terjadi, yang gue tangkep dari wajahnya ya itu tadi, dia syok. Pas akhirnya gue chat dan telepon, dia juga enggak respon.”
(Posesif Belum Tentu Sayang, klik di sini.)
Kamu menghubungi dia lagi setelah itu? Untuk apa?
“Buat minta maaf. Gue nyesel sama tindakan gue, gue enggak seharusnya mukul cewek. Gue enggak bisa ngontrol emosi gue dan gue nyesel banget.”
Apakah dia memaafkan? Atau kalian putus?
“Dia enggak respon ucapan maaf gue. Kayaknya setelah itu (ditampar), teman-temannya memperingatkan dia buat enggak berhubungan lagi sama gue.
Akhirnya kita putus, setelah dua bulan pacaran.”
(Ini yang harus kita lakukan kalau pacar mulai kasar, klik di sini.)
Girls, kalau cowok kita udah mulai membentak, mengancam, bahkan memukul dan melakukan tindak kekerasan lainnya. Jangan didiamkan ya.
Apapun alasan yang mereka katakan, itu semua sama sekali enggak bisa dijadikan alasan untuk berlaku kasar pada kita.
Lebih baik segera ambil keputusan untuk mengakhiri hubungan.
(Baca juga: Kalau Kita Memiliki 10 Sifat Ini, Berarti Tandanya Kita Berkepribadian Introvert )
Penulis | : | Natalia Simanjuntak |
Editor | : | Natalia Simanjuntak |
KOMENTAR