Bisa terjadi kalau intensitasnya tinggi, atau terus-terusan mengonsumsi isu intoleransi.
“Semakin tinggi intensitasnya, makan akan dianggap itu yang benar. Padahal yang banyak dibicarakan orang belum tentu yang benar,” kata Nina.
Menurut Nina, remaja juga akan lebih mudah terpengaruh info intoleransi dari medsos kalau dia terlalu banyak menghabiskan hidupnya di medsos dan kurang dekat orang tua.
“Pada dasarnya usia remaja adalah usia saat seseorang mencari jati diri. Jadi dia akan memilih mana yang paling pas dan membuat dia nyaman atau memberikan manfaat.
Ketika info yang masuk banyaknya berbau intoleransi, bisa saja itu menggiring dirinya ke arah sikap intoleransi,” jelas Nina
Senada dengan yang diucapkan oleh Nina, Kinan (16) siswi SMA Al Azhar BSD yang merupakan sekolah Islam mengatakan kalau
masalah orang enggak toleransi itulebih karena sejak kecil orang tersebut enggak ditanami budaya toleransi oleh keluarga atau sekolahnya.
"Kalau mereka ngajarin toleransi pasti kita otomatis akan ngikutin.
Aku sekolah di sekolah muslim, tapi kalau tandi atau main dengan sekolah lain juag dianggap sama aja, enggak ada yang dibeda-bedain,” cerita Kinan.
Penulis | : | Aisha Ria Ginanti |
Editor | : | Aisha Ria Ginanti |
KOMENTAR