Terdapat tiga kepribadian yang biasa terdapat di masing-masing orang, yakni introvert, ekstrovert, dan kepribadian di antara keduanya yakni ambivert.
Tiga kepribadian ini memiliki pendekatan yang berbeda-beda dalam menghadapi suatu masalah, termasuk saat merasa galau.
Ini cara jitu hadapi galau sesuai kepribadian introvert, ekstrovert, dan ambivert.
Kalau kamu yang mana?
(Baca juga: Kalau Punya 7 Karakter Ini, Berarti Tandanya Kita Seorang Ambivert)
Introvert
Saat galau dan menghadapi masalah, introvert punya kebiasaan buruk untuk overthinking.
Biasanya kita terus-terusan berpikir kalau saja keadaan bisa berubah, kemudian menyalahkan diri sendiri.
Hal itu yang bisa bikin kita tambah stres dan galau.
Untuk menghadapinya, introvert butuh menghabiskan waktu sendirian untuk healing alias menyembuhkan luka.
Pada dasarnya introvert memang sulit untuk terbuka pada orang lain, namun dengan menghabiskan waktu sendirian, kita akan tahu kapan waktu yang tepat untuk bercerita pada sahabat yang kita percaya.
Saat akhirnya siap bercerita pada orang yang kita percaya, introvert butuh pendengar yang baik yang akan benar-benar mendengarkan kegalauan kita tanpa nge-judge.
Ekstrovert
Ekstrovert enggak mau mengakui kalau dirinya sedang galau atau sakit hati, sehingga kita masuk ke fase denial dan berpura-pura enggak terjadi apa-apa.
Untuk nge-distract pikiran, kita pun menenggelamkan diri dan waktu dengan berbagai aktivitas, sehingga kita bakal super sibuk dan melupakan kegalauan.
Mengisi waktu dengan kesibukan tuh enggak masalah, namun selalu ingat untuk tetap mempedulikan kesehatan kita.
Kita boleh banget kok menangis dan curhat sama teman, kita enggak selalu harus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik aja.
Jangan berharap kalau kegalauan tuh bakal hilang dengan sekejap, habiskan waktu kita dengan orang-orang terdekat yang bisa membuat kita merasa lebih baik.
(Baca juga: 10 Tips Memulai Obrolan Sama Gebetan Untuk Si Cewek Introvert)
Ambivert
Bagi ambivert, cara paling ampuh untuk mengatasi kegalauan adalah curhat dengan teman atau keluarga terdekatnya.
Ambivert enggak selalu butuh saran, tapi butuh orang yang bisa mendengarkan tanpa menggurui kita.
Sehabis meluapkan seluruh emosinya, ambivert harus menghabiskan waktu sendirian untuk memikirkan solusi terbaik atas kegalauannya.
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR