Kasus kekerasan seksual sering kita temui dan kita dengar di sekitar kita. Saking banyaknya, enggak menutup kemungkinan kalau suatu hari nanti bisa menjadi salah satu korbannya.
Supaya kita bisa berjaga-jaga untuk kemungkinan terburuk nanti, wajib tahu 6 bentuk self care yang bisa dilakukan oleh penyintas kekerasan seksual!
(Baca juga: 9 Gaya Tulisan Tangan yang Bisa Menunjukkan Kepribadian Seseorang. Kamu Termasuk yang Mana?)
Mempersiapkan rencana self care
Menjadi korban kekerasan seksual dapat membuat kita menderita anxiety attack, stres, dan trauma. Beberapa bentuk self care sederhana rupanya mampu memberi efek yang baik pada keadaan mental kita.
Contoh kegiatan self care yang bisa kita lakukan adalah dengan melakukan meditasi, melakukan latihan bernapas, jalan-jalan, atau ngobrol dengan sahabat. Cara-cara ini bisa membantu keadaan emosi kita. Sahabat misalnya, mereka bisa menjadi salah satu pendukung kita di saat-saat rawan seperti itu.
Selalu ingatkan diri sendiri untuk merasa aman dengan keberadaan sahabat dan keluarga, serta selalu minum banyak air putih.
Merawat tubuh
Saat berada dalam keadaan trauma, hal yang harus kita lakukan adalah merawat tubuh kita. Cara ini bisa membantu kita untuk mengurangi perasaan gelisah dan depresi.
Tanyakan pada diri kita; Apakah kita cukup tidur? Jenis makanan apa yang kita konsumsi? Olahraga apa yang kita sukai? Apakah kita melakukan rutinitas untuk sebelum dan sesudah kita melakukan rutinitas?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut membantu kita untuk mengetahui cara paling efektif untuk merawat tubuh kita sendiri. Cara ini pada akhirnya enggak hanya membuat tubuh kita kuat, tapi juga membuat mental kita makin kuat juga.
Temukan cara untuk berkreasi
Salah satu cara yang bisa lakukan untuk terlepas dari depresi atau trauma adalah dengan mengekpresikan kreatifitas kita. Kita bisa menulis cerpen atau puisi, dan melukis. Enggak perlu harus bagus banget, karena yang terpenting adalah kreatifitas kita bisa tersalurkan.
Saat sedang tidak melakukan apa-apa, pikiran kita sering dihantui dengan kenangan buruk menjadi korban kekerasan seksual. Oleh sebab itu, menyalurkan kreatifitas menjadi langkah kita perlahan-lahan mengubur kenangan buruk tersebut.
(Baca juga: 6 Fakta Seputar Selaput Dara yang Belum Kita Ketahui!)
Temukan komunitas dan support
Sebenarnya, ada banyak banget komunitas yang mampu melindungi dan memberi dukungan kepada para korban kekerasan seksual di lingkungan kita. Komunitas ini bisa membantu kita untuk merasa aman dan menemukan orang-orang yang juga mengalami hal buruk seperti kita.
Lewat mereka, kita bisa saling memberi dukungan untuk bertahan dan melawan rasa trauma.
Dengan dukungan dari komunitas juga, kita jadi berani menyuarakan kejadian buruk yang pernah kita alami. Kisah kita nantinya bisa menjadi pelajaran untuk orang-orang lain.
Kenali batasan seksual kita
Nantinya, trauma yang kita alami bisa saja menghantui kita di kemudian hari. Kita jadi merasa takut dan membatasi diri.
Ketika ajakan untuk berhubungan seksual nantinya datang dari pasangan kita saat dewasa, jangan takut mengatakan kalau kita memiliki batasan-batasan seksual yang bisa mengganggu keadaan emosi kita. Dengan menjadi terbuka, kita bisa membebaskan diri dari rasa trauma.
Selain itu yang tidak kalah penting adalah, temukan pasangan yang mau menghargai batasan-batasan seksual yang kita miliki.
Tidak mengapa kalau kita menghindar dari situasi atau percakapan yang tidak nyaman
Saat menjadi penyintas kekerasan seksual, kita yang semula ingin mengedukasi atau menguatkan korban lainnya sering menemui keadaan atau percakapan yang kurang megenakkan. Orang-orang yang menempatkan kita di posisi ini tidak terbuka untuk belajar dan enggak menganggap kasus kekerasan seksual adalah masalah penting.
Selamatkan diri kita dari posisi tersebut. Kita tidak memiliki keharusan untuk tetap tenang dan tetap berada dalam situasi yang tidak nyaman itu. Dan kita tidak memiliki keharusan untuk mengedukasi seseorang. Sebaliknya, kita bisa menceritakan kepada orang yang mampu bertindak sebagai perantara.
Pada akhirnya, utamakan diri kita sendiri terlebih dahulu. Temukan cara yang paling tepat untuk membantu kita terlepas dari segala bentuk stres dan trauma pasca menjadi korban kekerasan seksual.
Ingat selalu bahwa kita tidak sendirian dan kita juga membutuhkan bantuan, apalagi ketika kekerasaan seksual menjadi percakapan di setiap platform media massa.
(Baca juga: Belajar dari Kasus Hanna Anisa, Ini Alasan Kita Enggak Boleh Ikut Menyebarkan Video Seks)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR