“Aku kaget banget. Sedih, terpukul, marah, nyesel juga. Nyesel kenapa pas dia minta ketemuan aku tolak.”
“Dia mungkin bukan pacar pertama aku. Tapi aku adalah pacar pertama dia. Mama sama adiknya pernah bilang kalau berkat aku, dia jadi lebih terbuka sama orang-orang di sekelilingnya,” tutup Ayu sambil menahan tangis.
(Baca juga: 5 Cara Merawat Diri Sendiri Saat Kita Merasa Depresi)
Dua cara berpisah yang berbeda
Seperti mimpi buruk, putus dengan pacar sering membuat kita menyalahkan banyak hal. Menyalahkan keadaan, menyalahkan karena kita harus terus menangis, menyalahkan dia yang egois. Enggak jarang, kita bahkan menyesal pernah mengenal orang itu.
Sama seperti putus, kematian juga mimpi buruk. Yang membedakan adalah, akan ada hari di mana kita memikirkan dia, tapi kita enggak menangis lagi.
Dan saat itu adalah waktu di mana kita cuma bisa bersyukur pernah mengenalnya dan berbagi kenangan yang indah bersama dia.
Putus dan kematian. Keduanya membuat kita jauh dari orang yang kita sukai. Keduanya memberikan jarak pada kita dan orang yang kita sayangi.
Ketika berada di posisi ini, tidak ada salahnya untuk mengekspresikan kesedihan, tapi kita juga harus merelakan. Dan, berhenti menyalahkan diri sendiri, terutama menyalahkan gagalnya hubungan kita dengan dia dulu.
Hal ini enggak hanya memudahkan jalannya, tapi juga membantu kita untuk tenang dan ikhlas.
Sesekali, jika kita sudah tenang, kita akan ingat masa bersama dulu, dan ketika teringat, kita bisa memikirkannya dengan tersenyum, karena kita pernah berarti di hidupnya, juga sebaliknya.
(Baca juga: Hal Yang Perlu Kita Ketahui Dari Copycat Suicide dan Bagaimana Cara Mencegahnya!)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR