Nge-judge enggak membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik
Nge-judge urusan orang lain enggak membuat kita menjadi yang lebih baik daripada mereka.
Suka kepo dan kemudian nge-judge urusan lain enggak lantas bikin kita jadi panutan dan lebih berakhlak, kok, girls. Malah, kita terlihat seperti mencari-cari kesalahan orang lain.
Apa yang kita lihat adalah pantulan diri kita sendiri
Saat kita nge-judge orang lain, sebenarnya kita sama sekali enggak mendefinisikan baik-buruknya orang tersebut. Sebaliknya, apa yang kita enggak bisa terima dari orang lain, justru hal yang belum bisa kita terima dalam diri kita sendiri.
Akhirnya kita jadi merasa perlu untuk komplain dan mengkritik orang lain supaya melakukan hal yang menurut kita benar.
Sekadar obsesi terkenal lewat postingan viral
Menjadi seseorang yang pertama mengetahui suatu hal bukanlah sebuah prestasi yang perlu kita banggakan. Apalagi kalau informasi yang kita dapatkan adalah informasi yang salah atau kita sendiri belum yakin akan kebenarannya.
Pengin jadi terkenal secara instan lewat postingan viral tapi memicu salah persepsi bukan juga merupakan tindakan yang bijak. Terlebih kalau kita enggak mengenal orang tersebut dan tahu duduk perkara yang sebenarnya.
Kalaupun pengin tahu dan pengin berbagi informasi, sebelum nge-share sesuatu, kita wajib memastikan kebenarannya. Termasuk nge-share sesuatu yang kita dapatkan dari orang lain, sekalipun sudah banyak yang nge-share, verifikasi itu masih dibutuhkan.
Selain itu, saat mengetahui seseorang berbuat hal yang kurang tepat, bukankah sebuah tepukan di bahu dan teguran akan jauh lebih baik, daripada memviralkannya lewat media sosial?
“True nobility is not about being better than anybody else, it’s about being better than you used to be.” – Wayne Dyer
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR