Di era milenial seperti saat ini, perusahaan Startup merupakan salah satu tempat kerja yang diinginkan para generasi muda. Selain memiliki jam kerja yang lebih fleksibel, biasanya perusahaan rintisan seperti ini diketahui dapat memberikan gaji yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang sudah lebih lama. Maklum, kebanyakan startup memang mendapat suntikan dari venture capital yang sudah memiliki aset tinggi.
Seiring dengan adanya tren tersebut, startup pun mulai menjamur diberbagai negara, termasuk Indonesia. Saat ini sudah ada 1705 perusahaan rintisan yang didirikan oleh anak bangsa. Angka itu pun membuat Indonesia menduduki posisi ke-12 ranking negara pemilik startup di dunia.
Seolah enggak ingin ketinggalan jauh dari negara lain, Presiden Jokowi dengan percaya diri menargetkan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital di Asia Tenggara di tahun 2020 mendatang. Bukan hanya itu, pemerintah juga telah menargetkan 44 startup di Indonesia mendapat predikat, Unicorn. Unicorn adalah sebutan bagi startup yang memiliki valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS. Seperti dikutip dari kompas.com.
Membangun Ekosistem di Indonesia
Salah satu cara untuk mewujudkan target pemerintah tersebut adalah dengan membangun ekosistem startup di Indonesia. Dilansir dari Kontan, pada tahun 2017 setidaknya sudah ada 11 startup yang mendapat suntikan dari capital venture asal Amerika Serikat, Plug and Play sebesar $50.000. Hanya saja untuk membangun ekosistem ini, Indonesia masih memiliki memerlukan beberapa tantangan.
Begini cara membangun startup
Jika dilihat, startup memang memiliki prospek yang sangat tinggi di Indonesia. Apalagi pemerintah juga enggak segan untuk membantu perusahaan rintisan milik generasi muda Indonesia. Lalu, gimana sih cara membuat startup kita sendiri? Berikut tahapannya, seperti dilansir dari kompas.com (https://tekno.kompas.com/read/2015/06/09/133000331/10.Langkah.Awal.Memulai.Startup.Digital)
Untuk memulai sebuah startup atau usaha apa pun, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengenal diri sendiri. Karena enggak jarang, saat kita menjalankan usaha akan muncul berbagai masalah dan salah satunya dari pemikiran pribadi. Pengetahuan mengenai diri sendiri akan banyak berguna untuk melawan keinginan berhenti berusaha.
Biasanya para bos besar akan bicara mengenai insting saat sedang mempertimbangkan sesuatu. Kadang ada orang yang
Apapun yang ingin kita capai, tulis. Cara ini akan membuat kita selalu mengingat keinginan tersebut. Selain itu, hal ini juga membantu kita
Riset merupakan suatu hal yang wajib kita lakukan sebelum mengambil keputusan. Karena untuk membuat keputusan kita tidak boleh mengandalkan insting dan opini pribadi.
Setiap industri punya tabu tersendiri dan biasanya enggak dibuat secara gamblang. Salah satu tugas kita dalam mengawali usaha adalah dengan menyadari topik, bahasa tabu apa saja yang sebaiknya ditinggalkan. Contoh sederhananya, jika target brand kita adalah vegetarian, jangan sekali-kali mengunggah sesuatu terkait daging.
Cobalah bersikap terbuka dengan hal baru. Jika sempat, lakukan riset terkait hal baru itu. Seandainya produk yang kita buat belum pernah ada di pasar, maka lakukan uji coba agar bisa mengetahui tingkat efektivitasnya.
Orisinalitas dalam suatu produk merupakan salah satu hal yang penting dalam memulai sebuah usaha. Eits, tapi jangan sekadar melakukan tindakan acak demi dianggap unik. Pastikan produk yang kita hasilkan bermanfaat dan lain daripada yang sudah ada di pasaran.
Strategi penting banget untuk kita pikirkan dalam membangun usaha. Hal ini harus dilakukan untuk menentukan tujuan utama dalam membuat startup. Misalnya
Membuat strategi secara tertulis memang baik, tetapi jangan terlalu kaku mengikuti apa yang sudah ditulis. Jadi kita tetap harus bersikap dinamis, karena seiring berjalannya waktu dan teknologi baru, keinginan pasar berubah, dan konsumen berubah. Tetap jalankan strategi awal, tetapi kita juga harus siap untuk mengubahnya sewaktu-waktu diperlukan. Kadang, improvisasi memberikan hasil yang enggak pernah kita duga sebelumnya.
Kita juga perlu mencatat apa saja yang sudah dilakukan untuk membangun startup. Segala kegiatan dan aktivitas di media sosial, e-mail, jumlah download aplikasi, dan lainnya itu penting untuk dicatat, karena hal ini dibutuhkan untuk evaluasi sudah sejauh mana pencapaian kita.
Jadi, siap untuk bersaing dan menjadi youthpreneur, girls?
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR