Ternyata, 10 Penyakit Ini Bisa Dideteksi Lewat Bau Mulut! Kok Bisa?

By Istihanah, Minggu, 3 Februari 2019 | 20:00 WIB
()

Cewekbanget.ID Kesehatan gigi yang buruk kadang bisa menjadi penyebab bau nafas tidak sedap (halitosis) nih, girls!

Tapi, bau mulut juga enggak selamanya menandakan kerusakan gigi aja, bisa juga karena ada penyakit yang lain.

Menurut, studi dalam jurnal Gut April 2015 lalu, teknologi pengujian napas terbaru dapat mendeteksi kanker lambung dalam tahap awal.

Tapi, kanker lambung bukan satu-satunya aja, lho! Jadi berikut ini ada 10 penyakit yang bisa dideteksi lewat bau mulut.

Baca Juga : Cerita Iqbaal Ramadhan Minder Main Bareng Bucek Depp di Dilan 1991

Penyakit Gusi 

Penyakit gusi dapat menyebabkan bau mulut. Studi pada 2012 menemukan, bahwa terdapat hubungan langsung antara periodontitis dan gingivitis (radang gusi) dengan bau mulut.

Halitosis ini adalah hasil dari bakteri yang tinggal di dalam mulut penderita.

Kanker

Jangan panik dan langsung berpikir bahwa bau mulut menandakan kanker.

Kanker dapat membuat napas seseorang memiliki banyak komplikasi. Bau pada pernapasan dapat mengidentifikasi kanker pada tahap awal.

Cleveland Clinic telah menguji perangkat yang dapat mendeteksi kanker paru dari 80% pasien, hanya berdasarkan tes napas saja.

Kemoterapi dan terapi radiasi dapat menyebabkan mulut kering dengan mempengaruhi produksi air liur.

Tanpa aliran air liur yang cukup, bakteri yang tidak diinginkan dapat meningkatkan pelepasan gas sulfur yang dapat membuat bau napas lebih buruk.

Alergi

Jika terkena alergi, selain tenggorokan gatal, hidung tersumbat, dan mata berair, kita juga dapat mengalami bau pada mulut, lho!

Lendir dan ingus dapat menyediakan lahan untuk kuman jahat yang menyebabkan bau mulut.

Sering kali ketika kita memiliki alergi, mulut akan kering. Hal ini juga menyebabkan bau pada mulut.

Meskipun belum ada solusi yang baik bagi masalah ini, namun menghilangkan ingus dan menjaga mulut tetap bersih dan segar dapat membantu kita lepas dari alergi dan bau mulut.

Diabetes

Penderita diabetes mengalami produksi insulin yang tidak memadai. Hal ini dapat mengarahkan tubuh untuk membakar lemak, dan kondisi ini disebut ketoasidosis.

Kondisi ini dapat berlanjut kepada peningkatan keton (produk dari metabolisme lemak) dan tubuh akan mengeluarkannya lewat urin dan paru-paru.

Hal tersebut dapat menyebabkan napas bau seperti aseton (dimetil keton).

Baca Juga : 3 Hal Baru yang Akan Ditemui di Film Dilan 1991! Jangan Lupa Nonton!

Penyakit Liver

Penderita penyakit liver mengalami bau napas yang oleh ilmuwan disebut sebagai fetor hepaticus.

Telah ditemukan bahwa bau apek pada mulut dapat mengindikasikan gangguan pada hati, bahkan sering kali muncul sebelum gejala lainnya.

Gagal Ginjal

Telah ditemukan bahwa bau mulut dapat mengenali kemungkinan gagal ginjal.

Peneliti berspekulasi bahwa ini mungkin terjadi karena perubahan metabolisme yang dapat menyebabkan mulut kering, kurangnya air liur, dan menurunnya indra pengecap.

Seluruh kondisi tersebut dapat berkontribusi terhadap halitosis karena air liur gagal untuk membersihkan mulut.

Candida Albicans

Kasus lain yang dapat menyebabkan bau mulut adalah Candida albicans. Jamur ini telah terbukti menjadi masalah umum bagi mereka yang memiliki tindikan di lidah.

Masalah ini juga telah diidentifikasi pada pemakai gigi palsu atau pemakai kawat gigi lho, girls! Harus lebih hati-hati!

Asam Lambung Kronis

Menderita refluks asam lambung kronis sudah cukup buruk. Bagi mereka yang mengidap penyakit tersebut, menjaga mulut tetap bersih adalah hal yang sangat pening.

Sebuah ulasan dari beberapa studi mengenai penderita GERD (Gastroesophogeal Reflux Disease) menemukan bahwa halitosis sering kali mengganggu pasien GERD.

Naiknya asam dan bahan-bahan lain yang sebagian telah dicerna ke dalam esofagus dan rongga mulut dapat menimbulkan masalah bau mulut dan menyulitkan untuk menjaga kebersihan rongga mulut.

Baca Juga : Punya Suara Bagus, 4 Aktor Korea Ini Rilis Album dan Single!

Helicobacter Pylori

Infeksi H.pylori, biasanya berkaitan dengan maag dan masalah saluran pencernaan lainnya, memiliki kemungkinan munculnya halitosis pada penderita.

Sebuah studi menemukan bahwa penderita gangguan pencernaan mengidap halitosis dan infeksi H.pylori.

Untungnya, ketika para penderita dapat mengatasi infeksi tersebut, halitosis akan menghilang.

Sindrom Sjögren

Terkadang, mulut kering disebabkan oleh gangguan autoimun (tubuh menyerang diri sendiri).

Satu kondisi medis yang dikenal sebagai sindrom Sjögren berlangsung ketika tubuh menyerang dan menghambat kelenjar eksokrin (seperti kelenjar air liur) dari menjalankan fungsinya.

Masalah seperti ini menyebabkan mulut kering dan juga masalah lainnya yang berkaitan.

Menjaga kesehatan mulut yang baik sangat penting untuk mengurangi bau mulut, lho! Jadi, pastikan unuk menjadwalkan kunjungan ke dokter gigi secara teratur.

Sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk menghilangkan sisa-sisa makanan dan plak, dan jangan lupa juga sikat lidah kalian ya, girls! (*)