“Keadaan saat ini sangat mempengaruhi lapangan pekerjaan dan jumlah pengangguran, terutamauntuk anak muda yang baru mau melangkahkan kaki ke dunia kerja. Pilihan lapangan kerja yangmasih bertahan menjadi lebih sedikit dari sebelumnya, dengan jumlah angkatan kerja yang lebihbanyak. Siapapun harus memiliki keterampilan khusus untuk bisa terpilih dan mendapatkan pekerjaan," ujar Harry Hikmat, Direktur Jenderal Rehabilitas Sosial, Kementerian Sosial Republik Inodnesia.
"Untuk itu, pemerintah selalu berusaha mencari jalan agar masyarakat dapat memiliki ketrampilanyang baik agar mampu diterima di sebuah pekerjaan. Dan apa yang dilakukan oleh SOS Children’sVillages bersama Allianz Indonesia sangat baik, yaitu memperkuat generasi muda bangsa Indonesia,” lanjut Harry.
Masalah ini udah menjadi perhatian khusus bagi SOS Children’s Villages sejak awal pandemi Covid-19.
Sebagai sebuah organisasi nirlaba yang aktif dalam pemenuhan hak-hak anak, SOS Children’s Villages mengasuh dan membina lebih dari 5.500 anak yang telah atau terancam kehilangan pengasuhan orang tua di Indonesia.
Sedangkan, jumlah remaja yang saat ini sedang persiapan menuju kemandirian ada sebanyak 2.584 remaja, dengan lebih dari 200 diantaranya di usia yang menempuh pendidikan tinggi untuk siap bekerja.
Ada sebanyak 100 remaja yang saat ini enggak bekerja, sebagian dari mereka karena dirumahkan akibat pandemi.
Melihat kondisi ekonomi saat ini, sangat penting untuk membantu persiapkan anak-anak dengan ketrampilan yang mumpuni agar bisa bersaing di dunia kerja.
FYI, anak-anak yang dibina oleh SOS Children's Villlages ini berasal dari lingkungan dan budaya yang berbeda-beda yang tersebar di 11 kota Indonesia, dari Aceh hingga Flores.
Namun, tujuan dan keinginan mereka hanya satu, mampu menjadi pribadi yang mandiri dan sukses di dunia kerja. (*)
Baca Juga: 5 Chat Berulang dari Gebetan Ini Sering Bikin Kita Ilfil! Setuju?