Kurang Melatonin
Menurut praktisi kesehatan Gemma Hampson, jika hal ini terjadi pada orang yang tinggal di negara empat musim, di musim dingin, secara alami kita melihat lebih sedikit cahaya dan hal ini berperan besar terhadap fungsi otak dan tubuh.
"Jika kita terkena lebih sedikit cahaya matahari, jam internal alami tubuh kita akan menghasilkan lebih banyak melatonin, zat kimia yang memberi tahu tubuh bahwa sudah waktunya beristirahat," ujarnya, sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Sebaliknya, semakin banyak sinar matahari, semakin sedikit melatonin dan kita akan semakin terjaga.
Melatonin dapat diartikan sebagai tanda peringatan bahwa sudah waktunya kita istirahat.
Jika kita melewatkannya, maka kita akan lebih sulit untuk tertidur, yang kemudian menciptakan siklus yang enggak diinginkan saat bangun di pagi hari.
Misalnya, kalau kita merasa pengin tidur di tengah kelas online pukul 4 sore, itu karena otak telah menghasilkan melatonin dan menganggap itu mendekati waktu tidur.
Ketika kita melawan perasaan itu, kita malah akan cenderung lebih sulit tertidur saat dibutuhkan.
Kurang Vitamin D
Selain karena melatonin, rasa lelah ketika bangun tidur juga bisa karena kekurangan vitamin D, sehingga kita merasa pening.
Pasalnya, lebih sedikit Vitamin D berarti lebih banyak melatonin.
Faktor stres, kurang makan buah dan sayuran, atau kurang berolahraga, juga dapat berperan terhadap bagaimana otak memproduksi bahan kimia.
Baca Juga: 8 Ritual Ini Harus Kita Lakukan Kalau Kesulitan Bangun Pagi!