Studi tersebut menunjukkan, orang yang terlambat tidur cenderung bangun lebih siang dan mengawali sarapan lebih siang.
Setelah itu, jam makan siang dan jam makan malam ikut molor lewat pukul delapan malam.
Orang yang makan setelah pukul delapan malam disebut memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi, bahkan setelah waktu dan lamanya tidur dikontrol.
Penelitian ini menunjukkan, pengaturan waktu makan dan jam tidur sangat terkait dengan pengelolaan berat badan.
Begadang Merusak Diet
Begadang bisa merusak program menurunkan berat badan karena dapat memengaruhi emosi dan metabolisme tubuh.
Melansir WebMD, otak orang yang doyan begadang sulit mengambil keputusan dengan jernih, termasuk pilihan terkait gaya hidup sehat seperti menentukan asupan.
Dampak begadang bagi kesehatan lainnya yakni orang suka begadang biasanya menuntut sesuatu agar lebih nyaman.
Makanya, orang yang doyan begadang jadi suka ngemil atau mencari asupan yang enggak sehat agar matanya tetap terjaga.
Selain itu, kebiasaan begadang dan kurang tidur bisa memicu lonjakan hormon stres kortisol dan membuat tubuh kurang energi.
Akibatnya, orang yang suka begadang cenderung kerap lapar dan merasa selalu ingin makan lebih banyak untuk mencukupi kekurangan energi.
Kurang tidur juga bisa memengaruhi metabolisme sehingga saat waktu tidur terlalu singkat, tubuh jadi sulit memproses insulin yang bertugas mengendalikan kadar gula dan energi dan akibatnya bukan hanya gula darah enggak terkontrol, tetapi tubuh juga sulit mengolah lemak dalam aliran darah, sehingga lemak menumpuk di tubuh.
Dengan demikian, kurang tidur dapat menghambat metabolisme tubuh dan berdampak pada pertambahan berat badan.
Baca Juga: Jangan Begadang, Tidur Cukup Bikin Kita Sehat dan Daya Ingat Tajam!