Kenali Sindrom Overtraining, Efek Samping Olahraga Berlebihan!

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 24 Desember 2020 | 17:00 WIB
berkeringat (glamour.mx)

CewekBanget.ID - Ingat ya girls, segala sesuatu yang dilakukan berlebihan tentu dampaknya enggak akan baik, termasuk berolahraga.

Bukannya sehat, olahraga berlebihan malah bisa mendatangkan sejumlah masalah.

Tubuh dapat merespons negatif terhadap olahraga yang dilakukan secara berlebihan atau terlalu keras, yang dikenal dengan istilah overtraining syndrome dan dapat muncul melalui berbagai gejala, baik fisik maupun psikologis.

Tapi perlu diingat, definisi olahraga berlebihan pada masing-masing orang berbeda, tergantung dari kapasitas atau kemampuan masing-masing.

Di sisi lain, sindrom overtraining dapat menyerang siapa saja yang berolahraga dengan volume (durasi) tinggi tanpa istirahat yang cukup.

Baca Juga: Lakukan Sedini Mungkin, Ini Cara Cek Kondisi Jantung dengan Cara yang Mudah!

Penurunan Kerja Fisik

Tanda utama olahraga berlebihan dapat dilihat dari penurunan kinerja fisik.

Pada jantung, olahraga berlebihan dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung bahkan saat tubuh sedang dalam kondisi istirahat.

Selain itu, bisa terjadi penurunan berat badan dan nafsu makan yang enggak bisa dijelaskan.

Olahraga berlebihan juga bisa menyebabkan kelelahan, nyeri otot dan persendian walau enggak ada cedera, sulit tidur, serta lebih sering sakit.

Baca Juga: 5 Fakta Varian Baru COVID-19 yang Dikatakan Lebih Mudah Menular!

Efek Psikologis

Enggak hanya berdampak pada kondisi fisik, olahraga berlebihan juga bisa mendatangkan masalah psikologis.

Tandanya adalah enggak bergembira saat hendak melakukan rutinitas kebugaran atau olahraga.

Selain itu, mereka yang olahraga berlebihan juga mengalami perubahan suasana hati yang negatif, misalnya sering marah, mudah tersinggung, atau mungkin kurang antusias.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan penurunan kinerja di area lain dalam hidup seperti sekolah atau tempat kerja.

Stres dan Hormon

Selain efek samping yang disebutkan di atas, olahraga berlebihan dapat menyebabkan peningkatan stres dan perubahan hormonal.

Akibat kondisi ini, kadar kortisol atau hormon stres cenderung meningkat.

Ada kemungkinan untuk mengalami penurunan kadar testosteron yang dapat berdampak negatif bagi cewek dan cowok.

Bahkan sistem kekebalan dapat melemah sehingga memicu terjadinya penyakit lebih sering. 

Cara terbaik untuk membantu mencegah sindrom overtraining adalah mengikuti jadwal olahraga yang memvariasikan beban latihan dan waktu istirahat wajib.

Sedangkan apabila sindrom overtraining sudah terjadi, biasanya membutuhkan perawatan medis untuk gejala fisik dan psikologis.

Pilihan lainnya adalah mengatasi gejala fisik dengan segera karena bisa membantu memperbaiki gejala psikologis.

Baca Juga: Hilangkan Perut Buncit dengan 4 Olahraga Menyenangkan Berikut Ini!

Mengatasi Sindrom Overtraining

Ilustrasi olahraga lari

Langkah pertama dan paling penting adalah menyadari mengalami sindrom overtraining.

Diskusikan kekhawatiran tersebut dengan dokter dan pelatih untuk memastikan perawatan yang tepat.

Satu-satunya pengobatan yang efektif adalah istirahat, dengan periode istirahat tergantung pada kondisi individu.

Para ahli merekomendasikan untuk terus berolahraga dengan intensitas rendah.

Pastikan latihan tersebut enggak menyebabkan kelelahan, ya!

(*)