Menetapkan Standar Terlalu Tinggi
Nah, apakah kita sering menetapkan standar yang begitu tinggi bagi diri sendiri?
Misalnya, kalau nilai kita di sekolah pada semester ini ada yang kurang dari angka 90, kita akan betul-betul menyalahkan diri sendiri.
Atau, kalau angka tersebut sudah tercapai, kita enggak lantas gembira dan langsung menganggap diri kita seharusnya bisa melampaui standar yang kita tetapkan tersebut.
Pada akhirnya, kita enggak pernah merasa puas dan lebih sering menyalahkan diri sendiri karena merasa enggak mampu memenuhi standar tinggi yang kita tetapkan.
Baca Juga: 6 Manfaat Ini Bakal Kita Rasakan Ketika Lebih Sering Tersenyum, Lho!
Berpikir Negatif terhadap Hubungan dengan Orang Lain
Kecenderungan memusuhi diri sendiri pada akhirnya membuat kita juga terbiasa memandang hubungan dengan orang lain sebagai sesuatu yang negatif.
Misalnya, kita berpikir kalau diri kita enggak bakal membuat keluarga bangga, atau pacar kita mungkin saja enggak betul-betul menyayangi kita.
Padahal pemikiran tersebut hanya skenario di dalam kepala kita yang bahkan enggak terbukti kebenarannya.
Kalau kita mengenali tanda-tanda tersebut atau perilaku lainnya pada diri kita yang mengarah pada kecenderungan imposter syndrome, kemudian kita enggak tahu harus bagaimana untuk mengubahnya, sebaiknya berkonsultasilah dengan psikolog atau ahli, ya.
(*)