Tingkatkan Gaya Hidup Sehat, 5 Tips Jaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi Menurut Psikolog!

By Elizabeth Nada, Kamis, 9 Desember 2021 | 17:35 WIB
Drama 'Record of Youth' (foto : tvN)

Tips jaga kesehatan mental di tengah pandemiStay connected dengan orang-orang terdekat

Selanjutnya, usahakan untuk tetap terhubung dengan orang-orang yang kita sayangi, ya.

Karena pada dasarnya, kita adalah makhluk sosial yang butuh untuk selalu berinteraksi atau terkoneksi secara sosial dengan orang lain.

Yup! walaupun enggak bisa ketemu langsung penting untuk mempertahankan dan menjaga hubungan persahabatan di masa pandemi seperti sekarang ini. 

Drama 'Lovestruck in the City'

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan biar tetap stay connected dengan teman-teman.

Misalnya dengan ngobrol bareng secara virtual, olahraga atau berkreasi bareng secara online dan masih banyak lagi.

Tetap terhubung dengan orang lain di tengah pandemi membantu kita merasa lebih bahagia, nyaman dan ampuh untuk mengurangi stres akibat kondisi yang enggak menentu.

Baca Juga: Mau Balikan sama Si Tukang Selingkuh? Yuk Dengerin Kata Psikolog Dulu!

Tips jaga kesehatan mental di tengah pandemi: Menjaga rutinitas

Tips berikutnya yang juga enggak kalah penting menurut Saskhya, adalah dengan menjaga rutinitas agar tetap berjalan seperti biasanya.

Ada banyak hal-hal yang enggak bisa kita prediksi, misalnya saja kapan berakhirnya pandemi ini.

Tentunya, hal-hal yang enggak bisa kita prediksi dan ketahui jawabannya itu lama-kelaman bikin kita semakin cemas.

Ilustrasi belajar untuk tes TOEFL Bahasa Inggris.

Untuk itu, penting buat kita punya jadwal kegiatan sehingga rutinitas harian kita jelas.

Soalnya rutinitas harian adalah salah satu hal yang bisa kita prediksi dan hal itu membuat kita menjadi lebih nyaman.

"Tapi memang kalau kita punya rutinitas, tahu apa yang mau dilakukan setelah bangun pagi, itu membuat kita merasa 'oh.. hidup kita masih aman, karena masih ada hal-hal yang bisa kita prediksi'", ujar Saskhya.

Baca Juga: Mau Cek Kesehatan Mental, Harus ke Psikolog atau Psikiater ya?