Geng Remedial

By Astri Soeparyono, Sabtu, 30 November 2013 | 16:00 WIB
Geng Remedial (Astri Soeparyono)

Akan tetapi, tidak berapa lama, Alin menyahut ramah, tapi canggung, "Hai!"

"Mau pulang?" Mereka mengangguk tanpa kata dan mulut menganga, "Hmm, nanti sore aku sama temen-temen mau ngadain belajar bareng di rumah Mia, mau ikut?"

Wajah mereka makin melongo. Mungkin karena ini, aku, si kaum mayoritas mengajak kaum minoritas bergabung bersama.

"Gimana? Mau ikut?"

Mereka lagi-lagi saling pandang. Lirikan mereka satu sama lain layaknya kode yang hanya mereka yang mengerti.

"Hmm, enggak usah," ujar Ega ragu, "Makasih. Kita belajar sendiri aja."

"Kita duluan, yah? Bye!" Dea seraya menarik tangan kawan-kawannya untuk segera angkat kaki dari hadapanku.

Entah apa yang aku pikirkan untuk mengajak mereka bergabung dengan gengku tanpa seizin mereka. Jelas ini akan menyebabkan kekakuan yang mencekam di antara mereka. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya berada di antara anak-anak itu. Anak-anak yang sepertinya tidak ada beban dalam hidupnya. Hanya ada canda tawa dan menikmati hidup seutuhnya.

"Nah, ini dia bu guru kita dataaangg!" sambut salah satu kawanku yang menungguku di rumah Mia.

Mereka bergegas siap-siap untuk belajar bersama. Mereka serius sekali menghadapi ulangan kimia dan matematika kali ini. Setiap yang aku katakan atau aku tulis di papan tulis kecil pasti mereka salin di atas buku mereka. Aku suruh mereka mengerjakan soal di buku latihan atau aku berikan mereka soal, langsung mereka kerjakan. Apa yang kukatakan langsung mereka laksanakan. Mereka akan selalu mengikuti titahku.

***

"Fikra," panggil Bu Ina. Aku bangkit dari kursiku dan menghampirinya di meja guru di sudut ruang kelas. Kami bicara serius. Kawan-kawanku memperhatikan kami dengan seksama. Mereka mengernyit dalam melihat kami. Aku kembali ke mejaku dengan selembar kertas ulangan kimia di tangan.