Sepucuk Amplop Cokelat

By Astri Soeparyono, Minggu, 16 Juni 2013 | 16:00 WIB
Sepucuk Amplop Cokelat (Astri Soeparyono)

Aku menoleh, kemudian tersenyum lebar. "Diabisin dulu bakso lo. Lagian, apa coba hubungannya siput sama kerang? Satu kan di darat satu di laut, Maychan." 

May tertawa terbahak. "Hahaha, bener juga ya lo. Haduh, uhuk! Keselek gue. Air...air dong."

Aku segera memberikan air pada May. "Jadi gimana proyek film pendek lo? Udah kelar?"

"Jangan mencoba mengalihkan pembicaraan," sahut May galak. "Napa lo sama Rico? Ribut? Bukannya biasanya lo beedua adem ayem aja?"

Aku menghembuskan nafas dan menggeleng pelan. "Enggak tahu May. Mungkin karena gue kali ya? Gue  dan Jason?"

***

Siang itu, aku berpapasan dengan Rico. Seperti biasa, aku hanya menyunggingkan senyum datar biasa, sama halnya dengan Rico. Berbeda sekali dengan Rico yang kukenal, yang selalu tersenyum lebar atau bahkan berheboh ria apabila menyapa orang.

Aku dan Jason. Rico dan...Sasha. Sashakah gadis yang dibicarakan Rico itu? Tak lama aku jadian dengan Jason, Rico pun kemudian bersama Sasha. Sejak bersama Sasha, Rico yang biasanya menjemputku sepulang sekolah, tidak lagi menjemputku. Rico yang biasanya muncul setiap malam Minggu atau sore hari untuk minta makan di rumahku, tidak lagi muncul. Sekarang Rico punya dunianya yang baru, dunianya bersama Sasha, yang tak bisa aku tembus. Segalanya begitu berbeda.

Aku merindukan sahabatku. Aku tak tahu apakah rasa ini sungguh cinta. Aku tak berani mengasumsikan begini, ia sahabatku dan salah besar apabila aku sampai menyukai, mencintainya lebih dari sahabat-ataukah rasa ini hanya rasa kehilangan biasa?

***

 

Aku sering mandangin kamu dari jauh. Ngeliatin kamu sama Jason. Kadang, aku ngerasa kehilangan kamu banget. Sori aku enggak bisa ungkapin ini dulu, aku enggak ngerti cara ngungkapinnya gimana. Aku pikir, dengan nyibukin waktu bareng Sasha, perlahan-lahan aku bisa ngelupain kamu, temen dan sahabat aku dari kecil. Tapi, kayaknya aku salah.