Entah mengapa, hari ini aku merasa ada sesuatu yang berbeda dari diri Andra yang selama ini kukenal enerjik dan ceria. Bahkan ia tak menjamahku seusai dari sekolahnya yang saat itu aku tahu bahwa ia takut berpartisipasi dalam perlombaan gitar akustik yang di selenggarakan oleh OSIS sekolahnya. Beribu pertanyaan mulai muncul dalam benakku, apa yang terjadi pada Andraku ini? Apakah karena ia gagal memperebutkan gelar juara dalam perlombaan di sekolahnya? Ah, tapi tak mungkin! Andra tak mungkin seperti itu, Andra yang kukenal adalah Andra yang berjiwa besar! Jadi rasanya sangat tak mungkin kalau Andra bersikap seperti itu hanya karena kalah saing dari peserta-peserta yang lain. Aha! Aku tahu! Mungkin Andraku ini sedang ada masalah dengan Citra! Apakah betul itu?! Ah, si Citra ini...kok begitu tega sih dia menyakiti hati Andraku yang jelas-jelas sangat menyayanginya. Dasar Citra...
"Say, badanku lemas banget ini!" Andra berdialog lewat ponsel, yang sepertinya ia sedang berbicara dengan Citra, sambil mengelus-elus dadanya dengan suara yang merintih.
"Kamu istirahat saja ya sayang! Besok kita sama-sama pergi ke dokter!" Citra prihatin.
"Ah enggak usah say... biar aku pergi sendiri aja!"
Oh ternyata Andra hanya kecapean, tapi apakah mungkin ia hanya kecapean? Aku lihat wajahnya sangat pucat bak orang kekurangan darah. Memang belakangan ini ia sering di datangi oleh penyakit aneh yang membuat badannya lemas dan wajahnya pucat.