Panas! Inikah yang dinamakan iklim tropis? Inggris memasuki musim panas, tapi enggak sepanas ini. Kalau kau ingin aku menggambarkan Angola. Datu kata. Kuning.
Sekarang kami berada di Hotel Internasional Angola. Aku satu kamar dengan Amber yang sangat berisik. Aku memandangi kota ini dari balik jndela kamar. Beautiful. Kota ini tidak sebising Windsor, London atau Wales. Setidaknya aku yakin hanya 3% orang yang mrayakan pesta sampai pagi dan akhirnya mengundang polisi karna mengganggu ketenangan sekitar. Aku suka suasana malam yang terasa hangat. Romantis.
Luanda, 4 Juni 2007
Aku dan Amber menuruni mobil tepat di depan pagar perkebunan cokelat di pinggiran kota Luanda. Kami disambut oleh Menteri Perdagangan Angola, Joaquim Ekuma Muafumua. Ia bilang kalau ia merasa tersanjung dapat bertemu dengan kami. Kami masuk ke dalam areal prkebunan. God, luas skali. Tiga kali lebih luas dari kebun kerajaan dan ini sungguh indah. Aku yakin Amber sama terpananya denganku.
"Welcome. Kami sudah menunggu Lady Florine dan Lady Amber dari kerajaan Inggris serta Pak Joaquim." Aku tersentak."Saya Novak, kepala petani di sini. Mau saya antar anda jalan-jalan?"
Ide bagus. Aku menggamit tangan Amber kuat-kuat. Udaranya sangat segar. Novak fasih berbahasa Inggris dan dia terkesan seperti salesman yang sedang mempromosikan cokelatnya. Aku jadi terpikir sesuatu.
"Kami menanam cokelat di kebun kerajaan seperti ini. Sama subur. Kenapa harus ada hubungan perdagangan cokelat?"tanyaku.
Joaquim tertawa. "Anda tahu itu." Jawaban yang membuatku penasaran. Apa maksudnya? Aku melihat ke sekitar dan... terdiam.
"Amber," Ia menoleh." Kau lihat cowok yang di sana ?" ia mengikuti arah pandanganku dan mengangguk. Aku mendekati telinganya, berbisik..
"Cool," bisikku.
"Standar." tukas Amber dengan gaya menyebalkannya. Padahal cowok itu berkulit putih.
Setelah lebih dari sejam, akhirnya kami dapat duduk tenang di tempat peristirahatan para petani cokelat. Jujur aku belum lelah. Kecuali aku melakukannya di Inggris yang kebunnya bau kimia.