Fairy Trade

By Astri Soeparyono, Minggu, 7 Agustus 2011 | 16:00 WIB
Fairy Trade (Astri Soeparyono)

          Kami mengobrol banyak dengan Novak, Joaquim dan petani lain sampai akhirnya dia datang.

          "Selamat siang, Yang mulia. Nice to meet you". Aku tak bisa memalingkan wajah darinya. Dia memakai sweater hitam, celana kargo dan topi bertuliskan 'Not Suprerman '. Wajahnya mirip... Milo Ventimiglia.

          "Dia Gregory Dminichova. Sudah seminggu ia di sini untuk melakukan penelitian," jelas Joaquim."Ia datang dari Rusia."

          "Have a nice trip. Your Higness," ujar, Gregory.

Luandra, 5 Juni 2007

          Hari ini kami kembali ke perkebunan cokelat untuk membicarakan hubungan krjasama yang sudah diresmikan beberapa tahun lalu oleh menteri prdagangan kami. John Matthew Patrick Hutton. Aku sangat bersemangat. Tahu kenapa? Ya, Gregory akan hadir. Setelah semalamam aku tak bisa tidur.

          Aku dan Amber memasuki sebuah ruangan yang biasanya dipakai sebagai kantor pengelolah cokelat. Skitar 100 meter dari kebunnya. Kami duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja bundar dan menatap wajah Novak, Joaquim, dan GREGORY!

          "Ok, bagaimana selanjutnya?" Tanya Amber tanpa basa-basi.

          "Saya ingin dengar pendapat anda tentang krja sama beberapa tahun ini," ujar Joquim.

          Aku mengangguk." / don't know much, tapi saya dapat mengambil kesimpulan sejak kemarin. Kebun ini luas dan terawat. Saya yakin petani di sini begitu sejahtera".

          Entah mengapa tiba-tiba aku merasa atmosfernya berubah. Mereka tetawa.

          "Begitu. Apakah anda dapat mngatakan sejahtera pada petani yang bahkan harus mencicil uang asrama daripada membeli rumah?" tukas Gregory.