5 Alasan Remaja Harus Berani Ngomongin Seks. Konteks Pendidikan Ya, Bukan Belajar Berhubungan Seks!

By Trinzi Mulamawitri, Jumat, 16 Maret 2018 | 12:40 WIB
Pelajaran seks itu penting buat remaja (Trinzi Mulamawitri)

Bisa membuat kita lebih nyaman dengan tubuh

Seks dan kesehatan reproduksi seksual adalah berbicara soal tubuh. Ketika kita ngobrol soal seks, maka akan ada obrolan tentang tubuh yang akan menjadi tempat kita bernaung seumur hidup.

Misal ada teman yang curhat soal ukuran payudaranya yang dia pikir terlalu kecil, kita bisa mendorong rasa percaya dirinya dengan bilang bahwa tubuhnya baik-baik saja.

Ngomongin hal-hal seperti ini bisa membuat kita merasa lebih nyaman dengan keadaan fisik kita.

(Baca juga: 7 fakta tentang G-spot yang harus kita ketahui)

Sadar akan otoritas tubuh

Kartika Jahja, vokalis Tika & The Dissident, pernah merilis single berjudul Tubuhku Otoritasku.

“Karena selama ini tubuh perempuan mengalami banyak sekali aturan, penghakiman, dieksploitasi, dipermalukan, bahkan dijadikan obyek kekerasan. Sampai seakan kita enggak punya kuasa atas tubuh kita sendiri,” kata Kartika Jahja kepada Rappler.

Sebagai cewek kita sering menerima begitu saja tubuh kita dan enggak peduli pada persoalan dasar siapa yang sebenarnya pemiliknya.

Ketika sadar bahwa kita punya kekuasaan atas tubuh ini maka kita jadi lebih berani untuk menolak bila ada orang yang melakukan pelecehan atau memaksa berhubungan seks.

(Baca juga: 6 mitos soal klitoris yang enggak seharusnya kita percaya)

Lebih bertanggung jawab pada tindakan yang akan dilakukan

Mitos hubungan seksual pertama kali enggak akan bikin hamil adalah salah satu contoh kebodohan yang banyak dipercaya orang.

Ketika kita belajar yang benar soal seks, maka kita jadi lebih bertanggung jawab pada tindakan-tindakan yang diambil dan enggak mudah percaya mitos-mitos bodoh.

Sudah cukup lah perempuan yang loncat-loncat demi sperma keluar supaya enggak hamil. Sudah cukup juga jumlah cewek yang meninggal karena aborsi enggak aman. Sudah cukup remaja Indonesia yang tertular HIV/AIDS karena enggak mengerti soal penyakit ini.

Sudah cukup. Enggak perlu ditambah lagi hanya karena kita malu ngomongin seks.