9 Mitos Tentang Otak yang Selama Ini Kita Tahu Ternyata Cuma Hoax

By Averina Lita, Jumat, 23 Februari 2018 | 07:30 WIB
9 Mitos Tentang Otak yang Selama Ini Kita Tahu Ternyata Cuma Hoax. Foto: dramabeans.com (Averina Lita)

Baca juga: 

Ilmuwan neuron menemukan kalau mengisi teka-teki silang (TTS) enggak meningkatkan kemampuan kita dalam mengingat.

Penelitian pada 2011 oleh Albert Einstein College of Medicine menemukan kalau main TTS bisa menunda pengurangan memori buat orang berumur 75-85 tahun, tapi justru mempercepat hilangnya memori pada orang yang menunjukkan tanda-tanda demensia dengan alasan yang masih belum diketahui).

Jadi kalaupun kita suka main TTS, anggap sebagai kegiatan for fun aja ya, jangan berharap ingatan kita bisa jadi lebih tajam. Hehehe.

Baca juga: 

Teknik belajar selama ini diyakini terdiri dari dua jenis, yakni visual dan verbal. Tapi ternyata enggak ada bukti pendukung di baliknya. Tahun 2006, psikolog dari University of California menemukan kalau meskipun udah mengikuti gaya belajar yang menurut mereka cocok, siswa enggak menjawab soal ujian dengan lebih baik.

Kita mungkin lebih cepat menyerap materi dengan cara mencatat dan mengulangnya dengan bersuara atau membuat table dan grafik, tapi kunci supaya bisa menjawab soal ujian dengan baik adalah dengan mengulang materi terus-menerus dan enggak memaksa buat belajar dalam waktu berlebihan.

Baca juga: 

Tahun 1960, Roger Sperry, psikolog neuron di California Institute of Technology memotong serabut yang menghubungkan dua bagian otak dari pasien epilepsi buat mengurangi atau menghilangkan gejala mereka.

Setelah melakukan eksperimen, Sperry menemukan kalau bagian kiri otak memroses informasi verbal, sementara bagian kanan memroses informasi dalam bentuk visual dan spasial.

Tahun 2012 psikolog di University of British Columbia menemukan bahwa berpikir kreatif mengaktifkan jaringan neural tanpa memengaruhi kedua bagian otak, sementara otak butuh kedua bagian buat baca dan mengerjakan soal matematika.

Kita yang pengin belajar dua atau lebih bahasa dalam waktu bersamaan seringkali takut kalau malah jadi bingung dan hasilnya enggak maksimal. Kabar baiknya adalah, ketakutan kita ini enggak terbukti kok.

Kita yang belajar bahasa Inggris barengan sama bahasa Prancis, tetap bisa menguasai keduanya dengan sama baiknya. Mitos ini berkembang karena pemikiran kalau ada bagian otak berbeda yang berlomba buat mencari sumber bahasa, bikin kita jadi enggak fokus sama bahasa yang satu dan melupakan bahasa yang lain. Tapi lagi-lagi mitos ini cuma .

Baca juga: 

Buat yang udah capek sama informasi , bisa klik aja  untuk ikut . Di artikel ini, kamu bakal dijelasin gimana membedakan informasi yang benar dan yang . Gimana jadi pembaca yang pintar, dan supaya enggak lagi-lagi jadi korban .