Cerita Seorang Teknisi Pesawat Cewek. Harus Memastikan Pesawat Siap Terbang Dalam Waktu Satu Jam

By Ifnur Hikmah, Selasa, 20 Februari 2018 | 06:45 WIB
foto: dok. pribadi (Ifnur Hikmah)

Menurutku, yang menjadi tantangan adalah bagaimana memastikan pesawat ini aman. Yang aku rawat ini alat transportasi. Suatu saat bisa aja yang naik itu keluargaku atau orang terdekatku. Jadi gimana aku harus merawat si pesawat seaman ungkin. Gimana aku bisa benar-benar menjaga pesawat, benar-benar memastikan ketika pesawat terbang, itu dalam keadaan aman.

Ada dua tipe pengecekan. Pertama itu transit check, yaitu pesawat setelah landing dan untuk terbang lagi itu punya ground time maksimal satu jam. Transit check enggak terlalu dalam, cuma sejam aja.

Ada lagi pesawat landing malam atau sore dan terbangnya lagi 12 jam kemudian, dan ini yang pengecekannya dalam. Enggak semua pesawat punya pengecekan yang sama, karena bisa aja ada pesawat yang butuh maintenance. Juga ada pengecekan daily dan weekly, ini perawatan rutin.

Serunya kerjaan ini enggak bikin bosan karena kita mobile dan setiap hari ngerjain sesuatu yang beda. Jadi banyak hal baru yang dipelajari. Ada sesuatu yang bikin penasaran. Jadi aku dapat ilmu dan pengalaman baru, pesawat juga aman. Itu yang bikin aku senang,” beber Falend.

(Lihat di sini tips buat jadi pilot dari Patricia Yora)

Ada stigma yang bilang kalau mau masuk teknik itu harus pintar. Kenyataannya enggak begitu, karena yang penting adalah keinginan untuk terus belajar.

“Modalnya itu bukan dari jenius atau enggak. Karena teknik itu sebenarnya kompleks. Ada tiga hal penting, yaitu ilmu pengetahuan, kemampuan fisik, dan kemampuan bersosialisasi sama orang.

Kalau pintar banget, tahu semua hal, itu enggak akan berguna juga. Apalagi kalau mau jadi teknisi pesawat karena sebenarnya pekerjaan kita itu nyontek dari manual.

Justru, yang pintar itu mereka yang mau baca manual ketika kerja, bukan yang hafal. Percuma dihafal karena manual ini selalu update. Jadi dibutuhkan orang yang mau belajar, rendah hati, dan enggak sombong tahu semua hal.”

“Dulu, aku enggak kepikiran pekerjaannya bakalan seperti ini. Ekspektasiku dulu hanya ngerjain pesawat kecil atau helikopter, enggak kepikiran megang pesawat gede kayak gini. Sampai udah mau kerja masih suka bertanya-tanya, kira-kira bisa enggak ya?