Namun, di kecelakaan pertama ini, Laura selamat dan tidak ada korban jiwa, hanya beberapa penumpang yang mengalami luka-luka. Tapi ternyata, kisah tragis yang dialami Laura tidak berhenti sampai di situ.
Pada 30 November 2004, pesawat Lion Air JT 538 yang saat itu ia naiki, jatuh menghantam pemakaman kawasan bandara Adi Sumarmo. Kecelakaan tersebut menewaskan 26 orang dan yang lainnya mengalami luka-luka.
"Saya masih ingat waktu pesawat Lion jatuh dan tersungkur menghantam kuburan, rekan sesama pramugari yang duduk di samping saya ketika pesawat jatuh seketika meninggal dengan kepala remuk.
Saya pun masih mendengar para penumpang berteriak minta tolong dan mengaduh kesakitan namun tidak bisa apa-apa karena setengah tidak sadar dikarenakan terjepit oleh reruntuhan pesawat.”
Saat itu, Laura sendiri ditemukan oleh regu penyelamat di bawah tumpukan jenazah, tapi karena masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan, Laura pun dievakuasi. "Setelah itu saya sempat koma di rumah sakit selama tiga hari, semuanya terasa gelap.”
(Baca juga: Curhat Cewek yang Pernah Mencoba untuk Bunuh Diri)
Dalam keadaan koma tersebut, Laura merasa seperti sedang berjalan di dalam rumahnya.
“Saya bisa melihat adik dan ibu saya menangis histeris saat berita kecelakaan saya disiarkan di TV. Anehnya saya hanya bisa melihat mereka, tapi enggak bisa memegang dan memeluk mereka.
Sampai akhirnya saya melihat cahaya yang sangat terang dan di balik cahaya tersebut ada suara yang mengatakan: Laura, kamu harus kembali, masih ada yang belum kamu ceritakan.” Setelah itu, ia pun terbangun dari koma.
“Tulang pipi sebelah kanan saya remuk dan dagingnya tercabik, pundak sebelah kanan bergeser dari pangkalnya, pinggang saya patah, tulang betis kanan patah dan dagingnya tercabik parah.”