Bukan Hanya Korban Bullying Saja yang Menderita, Bystander atau Penonton Juga Bisa Mengalami Trauma

By Ifnur Hikmah, Rabu, 28 Februari 2018 | 05:34 WIB
foto: dramabeans.com (Ifnur Hikmah)

Jika kita seorang bystander yang hanya diam dan tidak melakukan apa-apa, lama-lama akan muncul tekanan terhadap diri sendiri.

Hal ini menegaskan bahwa bullying enggak hanya memberikan dampak kepada korban saja, tapi juga kepada orang lain.

Menurut JoLynn Carney, Ph.D dan Richard Hazler, Ph.D, peneliti dari Penn State, bystander yang terus menerus menyaksikan bullying cenderung akan mengalami trauma emosional dan trauma fisik.

Bullying bisa menyebabkan bystander mengalami stres yang mengakibatkan meningkatnya detak jantung dan mengakibatkan trauma, meski sudah bertahun-tahun lewat setelah kejadian tersebut,” jelas JoLynn Carney.

Sederhananya, beberapa tekanan yang bisa kita rasakan dan mengakibatkan trauma di antaranya:

1. Tekanan untuk ikut serta dalam tindakan bullying.

2. Rasa cemas dan tidak lagi berani untuk bicara kepada orang lain tentang bullying.

3. Merasa semakin enggak punya kekuatan apa-apa untuk mengakhiri bullying.

4. Semakin tertekan dan takut kalau kita akan menjadi korban selanjutnya.

5. Takut untuk terlibat dalam situasi bersama korban, pelaku, dan teman-teman si pelaku.

6. Rasa bersalah, dan kemudian menyalahkan diri sendiri, karena tidak berbuat apa-apa.

Berangkat dari hal tersebut, sudah bukan saatnya lagi kita diam jika melihat tindakan bullying.

Seperti yang dikatakan oleh Demi Lovato berikut ini.