Dalam surat tersebut diberitakan bahwa Ja Yeon menyebut 31 nama tokoh penting (salah satunya kepala agensi Kim). Pihak polisi enggak mengumumkannya ke publik sebelum dilakukan investigasi lebih lanjut.
(: 8 hal yang enggak boleh kita katakan pada orang yang punya niat untuk bunuh diri)
Setelah memberikan salinan surat Ja Yeon, manajer Yoo melakukan percobaan bunuh diri untuk menghindari reaksi keras dari publik atas upayanya mengekspos kebenaran tentang kematian Jang Ja Yeon.
Polisi lalu mendatangi rumah sakit tempat Yoo diawat dan menginvestigasnya. Dari hasil investigasi polisi mengatakan mereka enggak yakin bahwa dokumen (surat) yang mereka temukan sama dengan surat yang manajer Yoo rilis ke publik.
Polisi menduga ada lebih dari satu dokumen. Manajer Yoo mengatakan dia membakar surat asli tersebut di depan keluarga Ja Yeon (sebelumnya keluarga enggak ingin surat itu dirilis ke publik) dan enggak punya salinannya.
Atas dugaan keterlibatan agensi Ja Yeon, yakni ‘H’, dalam kasus pelecehan seksual dan kekerasan, polisi melakukan investigasi dengan mengunjungi kantor tersebut dan mengamankan sekiranya 200 barang bukti, di antaranya 5 sample DNA, 12 komputer dan rekaman CCTV.
Dalam kantor agensi ‘H’, polisi menemukan satu ruangan rahasia yang memiliki kamar tidur dan kamar mandi di lantai 3. Lantai 1 kantor tersebut juga dibangun ulang menyerupai bar kelas atas.
Berdasarkan keterangan warga sekitar, kantor agensi tersebut selalu ramai dengan mobil-mobil mewah yang parkir di depan hampir setiap malam. Polisi juga mengonfirmasi bahwa kepala agensi Kim, saat itu tengah bersembunyi di Jepang.
Pemerintah Korea Selatan mengirim surat permintaan pada Kementrian Kehakiman Jepang untuk mengekstradisi (memulangkan tersangka ke negara asal) kepala agensi Kim yang saat itu masih berada di Tokyo.