Sembilan tahun yang lalu, tepatnya 7 Maret 2009, dunia hiburan Korea Selatan berduka atas kematian aktris Jang Ja Yeon.
Ja Yeon yang saat itu masih membintangi drama hits Boys Over Flowers mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di kediamannya di daerah Bundang, Gyeonggi-do.
Kisah tragisnya ini mendapat sorotan besar dari publik setelah surat tulisan tangan Ja Yeon ditemukan. Dalam surat itu Ja Yaeon menceritakan tentang penderitaannya selama satu tahun menjadi korban kekerasan fisik dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh sang agent dan tokoh-tokoh penting lain di dunia hiburan Korea.
Dilansir dari artikel netizenbuzz.blogspot.co.id yang rilis Selasa (9/1), polisi kini tengah melakukan investigasi ulang mengenai kasus kematian Jang Ja Yeon.
Berikut timeline kasus kematian Jang Ja Yeon.
(: 6 seleb Korea cewek bunuh diri di usia muda)
Aktris yang saat itu berusia 26 tahun ditemukan oleh saudari perempuannya pukul 19.30 waktu Korea dalam keadaan gantung diri.
Sebelumnya pada pukul 15.30 waktu Korea, Ja Yeon menelepon saudari perempuannya dan mengeluh mengenai stres yang dialami dan bilang kalau dia “ingin mati.”
Pada waktu yang sama polisi menemukan surat bunuh diri sebanyak 7 halaman yang ditulis tangan Ja Yeon. Begitu pun dengan saudari perempuan Ja Yeon yang kemudian memberikan surat itu pada manajer Ja Yeon, Yoo.
Yoo lalu memberikan satu copy surat itu untuk acara ‘News at 9’ KBS dan satu copy lain untuk Chosun Ilbo.
Dilansir dari Korea Times, berdasarkan keterangan Kantor Polisi Bundang, dalam surat itu Ja Yeon mengatakan dirinya dipukul, dipaksa untuk mengantarkan minuman keras, menemani tokoh-tokoh penting dalam pertandingan golf dan dipaksa berhubungan seks dengan beberapa sutradara program tv, CEO dan petinggi media.
Dalam surat tersebut diberitakan bahwa Ja Yeon menyebut 31 nama tokoh penting (salah satunya kepala agensi Kim). Pihak polisi enggak mengumumkannya ke publik sebelum dilakukan investigasi lebih lanjut.
(: 8 hal yang enggak boleh kita katakan pada orang yang punya niat untuk bunuh diri)
Setelah memberikan salinan surat Ja Yeon, manajer Yoo melakukan percobaan bunuh diri untuk menghindari reaksi keras dari publik atas upayanya mengekspos kebenaran tentang kematian Jang Ja Yeon.
Polisi lalu mendatangi rumah sakit tempat Yoo diawat dan menginvestigasnya. Dari hasil investigasi polisi mengatakan mereka enggak yakin bahwa dokumen (surat) yang mereka temukan sama dengan surat yang manajer Yoo rilis ke publik.
Polisi menduga ada lebih dari satu dokumen. Manajer Yoo mengatakan dia membakar surat asli tersebut di depan keluarga Ja Yeon (sebelumnya keluarga enggak ingin surat itu dirilis ke publik) dan enggak punya salinannya.
Atas dugaan keterlibatan agensi Ja Yeon, yakni ‘H’, dalam kasus pelecehan seksual dan kekerasan, polisi melakukan investigasi dengan mengunjungi kantor tersebut dan mengamankan sekiranya 200 barang bukti, di antaranya 5 sample DNA, 12 komputer dan rekaman CCTV.
Dalam kantor agensi ‘H’, polisi menemukan satu ruangan rahasia yang memiliki kamar tidur dan kamar mandi di lantai 3. Lantai 1 kantor tersebut juga dibangun ulang menyerupai bar kelas atas.
Berdasarkan keterangan warga sekitar, kantor agensi tersebut selalu ramai dengan mobil-mobil mewah yang parkir di depan hampir setiap malam. Polisi juga mengonfirmasi bahwa kepala agensi Kim, saat itu tengah bersembunyi di Jepang.
Pemerintah Korea Selatan mengirim surat permintaan pada Kementrian Kehakiman Jepang untuk mengekstradisi (memulangkan tersangka ke negara asal) kepala agensi Kim yang saat itu masih berada di Tokyo.
(: Jangan sepelekan bunuh diri, ini 7 hal yang sebenarnya ada di pikiran korban)
Tanpa penjelasan, Kepolisian Bundang membatalkan semua tuntutan pada orang-orang yang sebelumnya disebutkan dalam surat Ja Yeon. Kasus Ja Yeon lalu diserahkan pada Jaksa Penuntut.
Polisi Bundang secara tiba-tiba menguak kasus hukum antara manajer Yoo dan kepala agensi Kim Setelah mengundurkan diri dari posisinya di agensi ‘H’, Yoo berencana mendirikan agensi artisnya sendiri.
Yoo diduga kuat berencana menggunakan data klien perusahaan agensi ‘H’.
Saat peristiwa bunuh diri Ja Yeon terjadi, kepala agensi Kim melayangkan empat tuntutan hukum yang saat itu tertunda pada manajer Yoo.
Kim mengklaim bahwa interaksi Yoo dengan polisi dan media adalah caranya menghindari tuntutan hukum yang diajukan padanya.
Pada bulan yang sama kepala agensi Kim Sung Hoon ditangkap di hotelnya di Tokyo atas pelanggaran batas visa.
Kim dan Yoo kemudian dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun dan pelayanan komunitas selama 160 jam.
Kasus bunuh diri Ja Yeon kembali dibuka satu hari setelah acara 8 O’clock News SBS mengungkap konten utama surat 230 halaman yang dikirim Ja Yeon pada salah satu teman dekatnya beberapa hari sebelum dia bunuh diri.
Dalam dokumen surat yang diberi judul Snow itu, Ja Yeon mengungkapnya dirinya dipaksa ‘menghibur’ 31 tamu sebanyak 100 kali.
Acara SBS tersebut mengungkapkan bahwa polisi mengetahui fakta tersebut tapi memilih untuk mengabaikannya.
Seorang netizen berhasil mengungkap beberapa nama dari 31 nama yang tertulis di surat Ja Yeon, di antaranya CEO The Chosun Ilbo, Bang Sang Hoon (diklarifikasi bahwa bukan Bang Sang Hoon, tetapi CEO sebelumnya); Vice-President Sports Chosun, Bang Myung Hoon; Direktur Periklanan JoongAng Ilbo, Lee Jae Young; Pemimpin Kolon, Lee Woong Ryeol; Pemimpin Lotte, Shin Kyuk Ho; mantan PD KBS, CEO Olive 9, Go Dae Hwa; produser Geumj Ok Yeob, Jun Chang Geun; produser KBS, MBC, SBS, Jung Seho; produser Boys Over Flowers, Jun Gi sang; produser musik Playful Kiss, Boys Over Flowers, Perfec Couple dan Goong, Song Byung Joon.
Investigasi kasus kembali dibuka dengan bukti-bukti lain dirilis ke publik.