Dokter Achmad Yurianto mengatakan mekanisme pemeriksaan adalah jika rumah sakit enggak punya alat, maka akan memberikan surat pengantar rujukan.
Namun jika ingin diyakinkan, rumah sakit juga itu yang meminta spesimen untuk diperiksa.
Jika dinyatakan positif, enggak ada klinis khusus, tapi perlu dipisahkan dengan pasien lain.
"Kita menyedari kalau beberapa rumah sakit menjaga citranya 'Jangan sampai ketahuan orang kalau saya merawat COCID-19.' Kalau ketahuan, nanti semua pasien lain enggak mau dateng," kata dokter Achmad Yurianto.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 19 Maret 2020. Cancer Kangen Teman-teman?
Rumah sakit menolak pasien COVID-19
Dokter Achmad Yurianto juga menyebutkan kalau sebenarnya ada banyak rumah sakit yang menolak buat menangani kasus COVID-19.
Tentu saja enggak semua rumah sakit ya, girls.
"Itulah kenapa kami dari awal keras untuk tidak pernah mau menyebut nama rumah sakit.
Kami tidak pernah mau merilis nama rumah sakit kecuali Sulianti Saroso dan Persahabatan. Ya, takdir dia memang dia rujukan," imbuhnya.
Baca Juga: Warna-warni Kelas Online, Enggak Ada Kelas Tatap Muka Tetap Seru!
Menolak pasien adalah melanggar hukum