Virus corona jarak tularnya enggak lebih dari 2 meter dari mulut manusia yang udah terinfeksi virus corona.
Artinya, seseorang baru bisa terinfeksi atau tertular virus corona jika berada di radius 2 meter dari orang yang udah terinfeksi atau yang sudah sakit karena virus corona.
Itu pun kalau dia batuk, bersin atau kita bercaka-cakap dengannya di radius 2 meter.
Tapi bagi mereka yang berada di luar radius 2 meter dari pengidap virus corona, enggak akan tertular.
Beberapa jam setelah virus keluar dari mulut dan hidung pengidap, virus akan mati.
Mereka yang berada jauh dari pengidap corona, kendati pengidapnya batuk, bersin, virusnya enggak menjangkau mereka.
Meski begitu, waspadalah percikan ludah dan liur dari orang yang udah terinfeksi virus corona ternyata akan melekat di benda-benda yang ada di sekitarnya.
Misal, di baju, di tiang, di kursi, di dinding, dan semua benda yang ada di dekatnya.
Nah, jika tangan kita memegang benda-benda tersebut, lalu kita makan, atau menyentuh area mulut dan hidung, maka besar kemungkinan akan terinfeksi virus corona, walau orang yang sakit karena virus corona dan menyebarkannya melalui batuk, bersin, udah enggak ada di tempat tersebut.
Ingat, virus corona yang menempel di benda mati (enggak di benda hidup juga lendir, air liur, cairan) di luar tubuh manusia bisa bertahan hidup hingga satu jam untuk kembali menginfeksi manusia.
Tapi virus corona yang menempel di air liur, lender, cairan, juga mahluk hidup, bisa bertahan lebih lama, bisa 3-4 jam.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu mematuhi segala protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah, termasuk larangan makan dengan sistem prasmanan ini.
Sebab penyebaran virus corona ini terbukti bisa terjadi lewat kegiatan tersebut. (*)
#HadapiCorona
Baca Juga: 4 Tips Menyikapi Sahabat yang Sifatnya Bertolak Belakang dengan Kita!
Artikel ini telah tayang di Grid Health dengan judul: Makan Prasmanan Dilarang Selama Pandemi Covid-19, Ridwan Kamil; 15 Menit Semua Sudah Terkena
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR