Studi tentang Aktivitas Fisik dan Depresi
Kurangnya aktivitas fisik dapat berdampak pada kesehatan mental kita, menurut studi baru-baru ini yang diterbitkan di Cambridge Open Engage.
Studi tersebut mengumpulkan data tentang jumlah latihan, waktu menatap layar, dan kesehatan mental lebih dari 3.000 orang yang merupakan mahasiswa, staf, dan alumni Iowa State University mulai tanggal 3-7 April 2020 lalu.
Hasil studi menunjukkan, mereka yang sebelumnya memenuhi jumlah aktivitas fisik yang disarankan (150 menit aktivitas sedang, 75 menit aktivitas berat, atau gabungan keduanya) enggak lagi memenuhi persyaratan tersebut.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Ini 5 Jenis Depresi yang Perlu Kita Ketahui!
Para partisipan juga melaporkan, memiliki masalah pada kesehatan mental mereka, menurut penulis studi Jacob Meyer, Ph.D., asisten profesor dan direktur Wellbeing and Exercise Laboratory di Iowa State University, kepada Runner's World seperti dilansir dari Kompas.com.
"Orang-orang yang dulunya mengikuti panduan aktivitas fisik sebelum COVID-19 dan mereka yang tidak lagi memenuhi panduan, memiliki gejala depresi lebih tinggi daripada mereka yang terus mengikuti panduan," kata Meyer.
Peningkatan Screen Time
Partisipan dalam studi ini yang mengisolasi diri melaporkan waktu menatap layar (screen time) dan waktu duduk mereka rata-rata meningkat 20-30%.
Enggak jelas apakah waktu di mana mereka seharusnya beraktivitas berubah menjadi kebiasaan menatap layar sepanjang hari, meski hal itu memungkinkan.
Banyak orang enggak bersosialisasi dan tetap berada di rumah selama pandemi, sehingga ada kemungkinan mereka menatap layar lebih lama.
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR