CewekBanget.ID - Cahaya biru dari gadget hingga lampu neon dan lampu LED sepertinya enggak mungkin dihindari lagi di era modern ini.
Selain dari berbagai sumber tersebut, cahaya biru juga rupanya berasal dari salah satu sumber alami terbesar, yaitu matahari.
Dengan banyaknya produk pemblokir cahaya biru yang ada di pasaran saat ini, kita mungkin berasumsi bahwa cahaya biru berbahaya bagi mata.
Tapi seberapa besar kerusakan yang sebenarnya terjadi?
Baca Juga: Besok Berjemur di Bawah Sinar Matahari! Baik untuk Kesehatan Mental!
Kerusakan Mata Akibat Cahaya Biru
Para ahli mengakui, enggak ada yang tahu dengan pasti intensitas kerusakan yang bisa terjadi pada mata akibat cahaya biru.
“Sebenarnya, tidak ada yang tahu dengan pasti,” kata dokter mata Dr Claudine Pang, pendiri Pusat Bedah Mata Retina Asia seperti dilansir dari Kompas.com, Kamis (17/9/2020).
Belum ada penelitian pada manusia yang mendokumentasikan kerusakan retina akibat cahaya biru.
Untuk alasan ini, kita cenderung melakukan kesalahan dan terlalu berhati-hati membatasi paparan cahaya biru ke mata kita.
Berbahaya Bagi Mata?
Selain itu, Pang menambahkan bahwa enggak semua cahaya biru yang ada berbahaya bagi mata.
“Kita juga membutuhkan sejumlah cahaya biru untuk mengatur ritme sirkadian normal, meningkatkan kewaspadaan dan memori, dan mencegah perkembangan miopia,” paparnya.
Justru kekurangan cahaya biru akan membuat perubahan seperti depresi di otak.
Hal ini sering ditemui pada saat musim dingin.
Baca Juga: Sering Terpapar Sinar Matahari dan 4 Penyebab Mata Panda. Jangan Diabaikan!
Jangan Berlebihan
Nah, yang harus kita khawatirkan adalah eksposur yang berlebihan dan berkepanjangan.
Karena retina kita enggak dapat memblokir cahaya biru sama sekali, dibutuhkan lensa dan layar khusus.
Menurut Dr Pang, lensa pemblokir cahaya biru mampu memblokir 20-70% cahaya biru, tergantung kualitasnya.
Cahaya biru menempati panjang gelombang 400-490 nm, dan warna kuning lensa penghalang cahaya biru menyaring panjang gelombang kurang dari 450 nm.
Baca Juga: 4 Kebiasaan Sebelum Tidur yang Jadi Penyebab Kita Sulit Terlelap!
Sehingga mata lebih nyaman saat melihat perangkat digital untuk waktu yang lama.
Dampak paparan sinar biru dalam waktu lama adalah memengaruhi keluarnya hormon melatonin di malam hari dan mengganggu siklus tidur normal kita.
“Oleh karena itu, sebaiknya kita kurangi penggunaan perangkat elektronik terutama pada malam hari agar tidur lebih nyenyak,” kata Pang.
Gangguan ritme sirkadian alami, yakni proses internal dan alami yang mengatur siklus tidur-bangun yang diulangi kira-kira setiap 24 jam, dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.
Ketegangan Mata
Kelelahan yang kita rasakan setelah melihat layar kita terlalu lama lebih berkaitan dengan ketegangan mata digital daripada kerusakan fisik yang disebabkan oleh paparan cahaya biru itu sendiri.
Menghabiskan terlalu banyak waktu untuk melihat layar mengurangi kedipan, yang menyebabkan mata kering, ketidaknyamanan, dan penglihatan kabur.
Masalah ini diperburuk oleh pencahayaan yang buruk, seperti saat mengecek media sosial sambil tiduran di kamar yang redup.
Baca Juga: 3 Hal Tentang Novel 'Shine' Jessica Jung, Cerita Soal Trainee Idol dan Bakal Dibuat Film!
Hal penting yang harus diingat terkait kesehatan mata adalah mengambil jeda di antara waktu memandangi layar untuk bekerja maupun beraktivitas dengan internet.
Ada aturan 20-20-20 sederhana yang dapat kita ikuti nih, yakni dengan mengalihkan pandangan dari layar seenggaknya sekali setiap 20 menit, lalu melihat ke jarak 20 meter seenggaknya selama 20 detik.
“Seperti kebanyakan hal dalam hidup, mengatur paparan cahaya biru adalah tentang moderasi,” ujar Pang lagi.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR