CewekBanget.ID - Kita bisa saja merasa haus setelah berolahraga, berjalan-jalan di bawah matahari yang menyengat, atau setelah makan makanan pedas.
Namun, jika tanpa alasan tertentu kita tiba-tiba merasa haus, mungkin ada penyebab yang jauh lebih serius dari itu.
Yuk, ketahui penyebab rasa haus yang tiba-tiba dan solusinya!
Baca Juga: Ternyata Mandi Enggak Boleh Terlalu Lama! Bikin Kulit Dehidrasi!
Dehidrasi
Salah satu alasan paling umum rasa haus yang luar biasa adalah dehidrasi.
Suhu yang terlalu panas adalah salah satu penyebab dehidrasi yang paling banyak terjadi, baik berolahraga berat atau hanya sekadar beristirahat di pantai, namun dengan sinar matahari yang begitu menusuk.
Pada kondisi-kondisi tersebut, tubuh membutuhkan air agar enggak terlalu panas.
Saat berolahraga, otot tubuh kita pun menghasilkan panas tubuh perlu membuang panas itu agar enggak terbakar.
Cara utama tubuh untuk membuang panas dalam cuaca hangat adalah melalui keringat dan saat keringat menguap, ia mendinginkan jaringan di bawahnya.
Baca Juga: Dehidrasi dan 5 Penyebab Tetap Merasa Lapar Padahal Sudah Makan
Banyak berkeringat dapat mengurangi kadar air tubuh dan kehilangan cairan memengaruhi fungsi tubuh yang normal.
Minum air yang banyak dapat menjadi solusinya, tapi ketahui bahwa kebutuhan cairan setiap orang berbeda-beda.
Kalau menurut anjuran Kementerian Kesehatan RI, orang dewasa disarankan mengonsumsi air putih sekitar delapan gelas (ukuran 230 ml) per hari atau total 2 liter.
Selain dari minuman, makanan juga dapat memberikan asupan cairan pada tubuh yaitu sekitar 20 persen.
Cairan dari makanan terutama diperoleh dari buah dan sayur, misalnya bayam dan semangka yang mengandung 90 persen air.
Untuk memastikan tubuh terhidrasi dengan baik, kita bisa mengecek warna urin, tujuannya adalah menjaga warna urin tetap bening.
Selain itu, hindari konsumsi alkohol dan minuman berkafein, seperti kopi dan soda, karena minuman-minuman tersebut cenderung menarik air dari tubuh dan meningkatkan dehidrasi.
Obat-Obatan
Beberapa obat-obatan yang diresepkan dokter juga bisa memberikan efek samping tertentu, termasuk haus.
Sejumlah obat seperti antipsikotik, antidepresan, antikonvulsan, antikolinergik, dan agonis alfa dapat menyebabkan mulut kering.
Oleh karena itu, mengonsumsi obat-obatan tersebut bisa memicu rasa haus.
Selain itu, SGLT2 inhibitor (sejenis obat diabetes) serta steroid juga dapat menyebabkan rasa haus karena SGLT2 inhibitor meningkatkan pelepasan glukosa dari darah ke dalam urin untuk menurunkan kadar gula darah, dan steroid seringkali meningkatkan kadar gula sebagai efek samping.
Baca Juga: 8 Kerugian Ini Akan Kita Rasakan Kalau Minum Air Putih Sebelum Tidur!
Itulah sebabnya, ketika seseorang diberi steroid, baik jangka pendek atau panjang, dokter mungkin akan meminta pasien untuk memantau gula darah mereka atau mengakomodasi kadar gula yang lebih tinggi dengan mengambil lebih banyak obat diabetes.
Jadi, cobalah berkonsultasi dengan dokter tentang efek samping ini dan mintalah alternatifnya jika memang efek samping tersebut sangat mengganggu.
Diabetes
Peningkatan buang air kecil dan rasa haus berlebih adalah dua tanda awal terjadinya diabetes tipe 2.
Ini juga bisa menjadi indikator hiperglikemia, suatu kondisi di mana terlalu banyak gula dalam darah dan paling sering dialami oleh penderita diabetes.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), makan terlalu banyak, kurang aktif dari biasanya, atau minum terlalu sedikit obat diabetes adalah beberapa alasan umum hiperglikemia.
Glukosa darah juga bisa naik ketika kita sakit atau stres.
Biasanya jumlah gula yang keluar dari tubuh melalui urin enggak dapat dideteksi, meski begitu jika kadar gula darah seseorang cukup tinggi, gula mulai meninggalkan aliran darah melalui ginjal dan masuk ke urin.
Molekul glukosa cukup kecil untuk bocor melalui sistem filtrasi ginjal.
Saat molekul glukosa yang berlebihan itu memasuki urin, glukosa menarik air bersamanya seperti spons sehingga jumlah urine yang terbentuk dan frekuensi buang air kecil meningkat.
Saat kita kehilangan kelebihan cairan tersebut, kita akhirnya mengalami dehidrasi.
Inilah sebabnya mengapa pasien yang mengalami peningkatan kadar gula darah terlalu lama sering menjadi 'kering' dan mungkin berakhir di unit gawat darurat atau unit perawatan intensif.
Baca Juga: Kerap Diabaikan, Ternyata 5 Hal Ini Bisa Jadi Penyebab Sakit Kepala!
Dehidrasi juga bisa menjadi tanda kondisi yang dikenal sebagai diabetes insipidus.
Hormon antidiuretik (ADH) adalah hormon yang memungkinkan tubuh menyerap kembali air dari urin yang terbentuk di ginjal, dan penyerapan kembali ini cenderung terjadi paling banyak saat kita mengalami dehidrasi, seperti saat berkeringat.
Jika tubuh enggak menghasilkan ADH yang cukup atau ginjal enggak merespons ADH dengan tepat, maka tubuh enggak menahan air sebanyak yang diperlukan.
Kondisi ini dapat menyebabkan lebih sering buang air kecil dan bisa saja mengalami dehidrasi.
Jika kita mengalami kondisi aeperti ini, konsultasikanlah dengan dokter dan mencari solusinya.
Secara umum pasien juga harus menghindari minum cairan yang mengandung gula dalam jumlah berlebih, sebab minuman tinggi gula dapat menyebabkan kadar gula darah yang enggak terkontrol dan menyebabkan jumlah buang air kecil menjadi lebih buruk.
Pasien harus berbicara dengan dokter lebih lanjut tentang untuk mengetahui apa yang dianggap normal dan dianggap rendah gula untuk diri mereka.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR