CewekBanget.ID - Enggak seperti banyak kalimat motivasi, memaafkan perbuatan seseorang yang menyakiti kita enggak semudah itu; kita pasti merasakan kemarahan, kekecewaan, dan kesedihan setelah orang lain menyakiti kita.
Ingat, itu perasaan yang valid dan kita sebaiknya enggak berpura-pura hal itu enggak mempengaruhi kita ya, girls.
Tapi menahan amarah dan mendendam juga bukan hal yang tepat untuk dilakukan.
Pada akhirnya, kita harus bisa memaafkan; tapi ingat dulu 5 hal ini kalau kita berpikir memaafkan seseorang adalah hal yang mustahil atau omong kosong.
Dendam Enggak Menyelesaikan Masalah
Kemarahan kerap membawa dendam, yang membuat kita semakin sulit memaafkan seseorang.
Saat merasa marah, yang kita inginkan adalah mendapat keadilan bagi diri kita yang tersakiti.
Keadilan yang kita bayangkan adalah hukuman setimpal bagi seseorang yang menyakiti kita.
Tapi sadar atau enggak, kemarahan dan dendam yang semakin besar faktanya enggak mengubah apa-apa; toh, masa lalu telah usai dan kerusakan telah keburu terjadi.
Baca Juga: Jangan Mendendam, Ini 4 Tips untuk Memaafkan Orang yang Menyakiti Kita
Kemarahan adalah Bentuk Penolakan untuk Pulih
Saat kita marah dan mendendam, sesungguhnya kita sedang menolak untuk pulih.
Mungkin keadilan yang kita tuntut dari orang yang menyakiti kita enggak realistis dan hanya perwujudan dari rasa sakit hati kita selama ini.
Alih-alih berusaha sendiri, kita berharap orang yang menyakiti kita akan mengobati luka yang mereka buat dan menjadikan kita pulih sempurna seperti sebelumnya.
Padahal ini mustahil, kalau bukan enggak mungkin terjadi.
Kita mungkin takut menjadi sosok yang baru dan asing dengan memaafkan dan mengobati luka kita sendiri.
Memaafkan Enggak Memperbaiki Segalanya
Salah besar kalau ada yang bilang, memaafkan adalah cara untuk memperbaiki situasi.
Kenyataannya, memaafkan enggak lantas membuat yang hancur kembali utuh dan yang terluka kembali sembuh.
Baca Juga: 6 Quotes yang Memotivasi Buat Belajar Memaafkan. Wajib Baca!
Memaafkan juga bukan berarti menghapus segala perbuatan seseorang yang menyakiti kita.
Menemukan kedamaian setelah dilanda perasaan marah memang butuh waktu panjang, bahkan bisa jadi selamanya sulit ditemukan bagi sebagian orang.
Dalam posisi itu, memaafkan ibarat air untuk menjaga kita dari kehausan di tengah perjalanan menemukan kedamaian.
Memaafkan Berarti Bertanggungjawab
Memaafkan berarti kita menerima tanggung jawab untuk membersihkan kekacauan alih-alih menghancurkannya.
Ini artinya, kita enggak lagi berharap pada masa lalu dan menerima bahwa segala hal yang dulu ada telah rusak atau hancur.
Selain itu, memaafkan juga berarti kita telah menerima bahwa meskipun lingkungan kita telah porak poranda, kita tetap harus hidup di sana.
Dan kemarahan sama sekali enggak bakal membuat lingkungan tersebut dapat dibangun kembali seperti dulu.
Enggak Harus Berbaikan dengan Seseorang Setelah Memaafkan
Nah, kalau kita mengira memaafkan berarti harus memperlakukan orang yang menyakiti kita sebaik dulu dan berpura-pura ia enggak pernah menyakiti kita, ini pandangan yang keliru.
Kita memaafkan seseorang, tapi bukan berarti kita melupakan perbuatannya.
Toh, orang tersebut telah meninggalkan bekas luka pada diri kita.
Memaafkan berarti kita sudah usai menunggu orang lain untuk memperbaiki diri kita yang hancur; saatnya kita sendiri yang membersihkan kekacauan di sekitar kita alih-alih hanya menunggu dan pada akhirnya enggak bisa bertahan.
Baca Juga: Tahun Baru, Coba 5 Tips Ini Buat Belajar Memaafkan Diri Sendiri!
(*)
Source | : | Thought Catalog |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR