Hormon seks yang berfluktuasi atau berlebihan dapat menyebabkan perubahan di seluruh tubuh dan kulit, termasuk: ketidakseimbangan pH, peradangan, perbedaan sirkulasi, hingga produksi minyak berlebih (sebum).
Perubahan ini sering berperan dalam perkembangan adult acne atau jerawat dewasa.
Perlu diingat bahwa fluktuasi hormon enggak selalu berarti kadar hormon yang enggak seimbang atau enggak teratur, menurut Schaffran.
Sebaliknya, kulit kita mungkin hanya menanggapi fluktuasi hormon khas yang menjadi ciri periode, seperti pubertas atau perimenopause.
Jerawat hormonal biasanya tampak dalam dan seperti kista, dan seringkali terasa nyeri.
"Jika Anda menduga Anda mungkin memiliki beberapa kelainan hormonal, seperti menstruasi yang tidak normal atau pertumbuhan rambut berlebih, akan sangat membantu jika dokter kulit mengevaluasi lebih lanjut dan merawatnya dengan tepat," ujar Schaffran.
3. Iritasi kontak
Baca Juga: Jerawat Hormonal Bikin Bete? Coba Rajin Makan 9 Jenis Makanan Ini!
Apa pun yang mengiritasi kulit, mulai dari pembersih yang keras hingga pisau cukur pada kulit kering, dapat menurunkan pertahannan kulit dan menyebabkan reaksi protektif yang mengarah pada peradangan.
4. Produk perawatan rambut dan skincare
Produk berbasis minyak yang dirancang untuk digunakan pada rambut dan kulit berpotensi memicu timbulnya jerawat.
Kita harus memperhatikan kandungan pada produk perawatan yang kita gunakan, meliputi: sampo, kondisioner, produk penata gaya, kondisioner tanpa bilas, krim wajah atau pelembap, hingga makeup.
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR