Alinea Alini

Astri Soeparyono - Kamis, 27 November 2014 | 17:00
 
Alinea Alini
Astri Soeparyono

Alinea Alini

-Alini- Kalian pernah, enggak, sih, suka sama seseorang? Pasti pernah, kan? Pasti tahu, kan gimana rasanya? Deg-degan setiap ngeliat dia, malu setiap natap matanya, dan salah tingkah setiap dia natap kita balik dan senyum ke kita.

Itu juga yang aku rasain ke Ryan, kakak kelas paling bandel, yang disebelin enggak cuma sama guru tapi juga teman-teman yang lain yang kesel sama kelakuan dia yang dianggap sok jagoan. Tapi bagi beberapa orang, termasuk aku, Ryan bukan cuma tukang bikin onar yang sok jagoan. Ryan teman yang baik. Dia hanya melawan hal yang menurut dia patut untuk dilawan. Aturan yang enggak masuk akal, senior yang semena-mena, dan orang-orang yang menganggap dia enggak lebih dari sekedar cowok tengil dengan otak kosong yang suka cari perhatian.

Aku selalu suka dengerin Ryan ngomong. Meskipun dari luar dia tampak seperti enggak punya kemapuan apa-apa, tapi begitu Ryan ngomong, rasanya semua indera di tubuhku menolak untuk enggak peduli. Kata-katanya sederhana tapi memikat. Ceplas-ceplos tapi cerdas. Apa adanya tapi jujur. Ryan selalu bisa membuat semua orang yang ada di sekitarnya tertawa sekaligus berdecak kagum karena pemikiran ajaibnya. Ryan selalu bisa bikin aku nyaman, meskipun selama ini aku hanya bisa melihat dan mendengarnya dari jauh. Enggak kebayang betapa sepinya sekolah tanpa Ryan. Hatiku juga.

Sebentar lagi pengumuman kelulusan. Ryan bakal pergi dari sekolah dan menjalani kehidupannya yang baru sebagai mahasiswa. Dan aku? Aku masih akan ada di sini setahun lagi. Dua tahun mengenal Ryan, melihat senyumnya dari jauh, mendengar kata-katanya yang ajaib dari meja kantin sebelah atau speaker di setiap sudut sekolah, mengaguminya diam-diam, belum pernah sekali pun kami berdua bicara. Apalagi untuk mengutarakan perasaan ini. Mungkin cinta dalam hati sudah cukup. Mungkin aku terlalu malu untuk mengakuinya.

Dari obrolan teman-teman, katanya Ryan dapat beasiswa kuliah di Jerman. Kabar itu bagaikan pedang yang langsung nusuk tepat di jantung. Rasanya? Kalian yang pernah patah hati pasti tahu.

"Hai, hai, selamat siang, SMA Garuda Pancasila! Pada siaran kali ini gue mau ngucapin terima kasih buat kalian semua. Bapak Ibu guru yang sangat Ryan cintai, maaf kalau selama ini Ryan sering bikin jengkel kalian...walaupun sebenarnya kalian juga sering bikin Ryan jengkel he-he-he. Tapi sekesel-keselnya sama Bapak Ibu Guru, Ryan selalu menghormati kalian seperti orang tua Ryan sendiri, dan marahnya kalian Ryan anggap sebagai bentuk kasih sayang dan kepedulian layaknya orangtua ke anaknya. Ryan enggak akan pernah lupa jasa-jasa kalian. Terima kasih banyak.

Buat temen-temen semua, baik yang cinta sama gue maupun yang muak sama gue...I love you guys. You are one of the best thing I ever had in my life. Gue berdoa semoga lo semua sukses, lebih sukses daripada gue. Semoga cita-cita kalian tercapai, dan pas kita ketemu lagi beberapa tahun ke depan, kita semua bisa saling memperkenalkan diri sekali lagi sebagai orang hebat. Dan buat adik-adik kelas gue, gue harap kalian semua bisa jauh lebih baik dari kakak-kakak yang songong ini, walaupun kalian enggak akan bisa ngalahin kerennya kita. Gue dan semua temen-temen angkatan 28 percayain masa depan sekolah ini ke lo semua. Dan untuk semua warga SMA Garuda Pancasila: Kepsek, guru, siswa, pak penjaga sekolah, mas cleaning service, ibu kantin, semuanya... gue pasti kangen kalian semua."

Siaran yang akan jadi siaran terakhir Ryan barusan bikin aku semakin sadar waktuku enggak banyak. Aku ragu dan takut, tapi aku enggak mau kehilangan kesempatan selamanya.

Halaman Selanjutnya

-Ryan-
1 2 3 ... 6

Editor : CewekBanget



PROMOTED CONTENT

slide 4 to 6 of 9

Latest

Popular

Tag Popular