Faris lalu menangkap sosok Anna keluar dari kelas sambil membawa sampah di tangannya. "Anna!" panggil Faris. Anna menoleh, lalu mengangakat alisnya. Faris menggerakkan tangannya, memanggil Anna untuk mendekat. Anna pun mendekat.
"Makasih, ya, udah nganterin buku gue," kata Faris bingung mau mulai dari mana.
"Lo kenapa? Tumben amat, gue nganter buku gambar aja ngomong makasihnya sampe dobell," kata Anna secuek biasanya.
"Lo liat isinya?"
Anna lalu diam. Seolah berpikir sejenak.
"Iya."
Matilah gue. "Gambar lo kerenan yang di belakang daripada yang depan," kata Anna sambil tersenyum. Faris mengerutkan kening. "Lo liat sampe mana?"
"Cuma dua halaman dari depan sama dua halaman dari belakang. Kenapa emang?"
Faris merasa seolah darahnya mengalir lancar kembali. Sekarang gantian Anna yang menautkan kedua alisnya. "Kenapa emang?"
Faris tersenyum jahil. "Rahasia."
"Halah, palingan tulisan nama cewek lo," kata Anna.
Faris tersenyum makin lebar. "Tau aja lo," katanya, lalu Anna tertawa kecil dan berbalik.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR